Muncul Fenomena ‘Helm Gila’ Tangkal Corona Seharga Jutaan, Berlebihan?
https://www.vyzrtech.com/
SerbaSerbi

Seorang pria Kanada menjadi sorotan masyarakat setempat karena sering memakai sebuah helm yang disebut-sebut ‘gila’ untuk menangkal virus corona. Lantas, apakah hal itu berlebihan?

WowKeren - Penularan virus corona yang cepat dan bisa memicu efek mengerikan pada tubuh telah memicu kekhawatiran di dunia. Bahkan, tak jarang orang yang melakukan hal-hal ekstrem demi melindungi diri dari virus yang telah menginfeksi lebih dari 54 juta penduduk dunia dan menewaskan lebih dari 1,3 juta orang.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh seorang pria asal Kanada, Yezin Al-Qaysi. Dalam dua bulan terakhir ini, Al-Qaysi selalu memakai sebuah “helm gila” besar berwarna hitam setiap menggunakan kereta bawah tanah di Toronto, Kanada.

Helm hazmat buatan Al-Qaysi ini terlihat seperti milik astronaut yang benar-benar menutupi kepala hingga tubuh bagian atasnya. Helm ini juga dilengkapi dengan pelindung wajah yang memanjang hingga ke dadanya.

Semakin luar biasa, helm ini juga memiliki kipas bertenaga baterai dan filter pernapasan dibelakangnya. Tujuan dipasangnya kipas tersebut untuk yang memurnikan udara yang tersedot masuk dan mendorong udara pengap keluar.

Al-Qaysi sendiri merupakan salah satu dari sejumlah desainer dan pengusaha di seluruh dunia yang bergegas untuk merilis helm hazmat, atau PAPR (alat pemurni udara bertenaga). Helm PAPR ini dibuat bagi orang-orang yang mencari perlindungan melebihi masker terhadap ancaman COVID-19.

Pencipta helm hazmat lainnya, Chris Ehlinger menjelaskan tujuan pembuatan helm tersebut. “Helm-helm ini secara psikologis mempersiapkan kita untuk masa depan spesies kita,” kata pria berusia 35 tahun ini seperti dilansir dari BBC, Kamis (19/11).

Veteran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ini telah mendirikan perusahaan bernama Valhalla Medical Design yang berpusat di Austin, Texas. Perusahaan milik Ehlinger ini telah meluncurkan produk bernama NE-1, yang bentuknya mirip helm sepeda motor.


Helm tersebut dilengkapi dengan sistem penyaringan udara bertenaga. Tak hanya itu, helm itu juga memiliki mikrofon dan speaker internal dan eksternal, sehingga pemakainya dapat lebih mudah berbicara dengan orang di sekitarnya. Bahkan, fitur audio Bluetooth juga tersedia dalam helm buatan Ehlinger yang bisa digunakan untuk melakukan panggilan hingga mendengarkan music.

Helm-helm itu dijual dengan kisaran harga dari $149-$379 (Rp2,1 juta hingga Rp 5,3 juta). Namun, helm-helm tersebut masih belum mendapatkan sertifikasi resmi meskipun sudah mulai diproduksi dan dipakai sejumlah orang.

Situasi ini lantas menimbulkan pertanyaan mengenai pentingnya helm untuk menangkal virus corona, mengingat vaksin COVID-19 akan diproduksi dalam waktu dekat. Namun, helm itu justru diyakini akan popular dalam jangka panjang karena banyak orang mulai khawatir dengan buruknya kualitas udara.

Michael Hall pemilik perusahaan Hall Labs yang berbasis di Utah telah menjual helm PAPR bernama Air. Ia mengklaim telah menjual lebih dari 3.000 buah helm yang dilengkapi dengan teknologi tinggi. Helm ciptaannya itu dapat mengubah penutup wajah menjadi layar, sehingga pengguna bisa menonton video.

Sementara itu, pemilik perusahaan Octo Safety Devices, Natasha Duwin menegaskan produksi helm teknologi tinggi sama untuk menangkal virus corona bukanlah sesuatu yang berlebihan. Pasalnya, helm memiliki keunggulan dapat menunjukkan wajah seseorang ketimbang masker.

“Helm memiliki keuntungan karena dapat menunjukkan wajah orang,” jelas Duwin. “Anda dapat melihat senyuman dan ekspresi orang, Anda juga akan merasa aman.”

”Namun karena masing-masing helm ini bergantung pada setidaknya dua sistem filtrasi, baterai, dan (hal lainnya), semua item ini dapat rusak,” sambungnya. “Ketika salah satu rusak, Anda berada dalam masalah serius.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait