BMKG Ingatkan Bencana Air Imbas Cuaca Ekstrem, 92 Persen Wilayah RI Wajib Waspada
Unsplash/Erik Witsoe
Nasional

Cuaca ekstrem yang diakibatkan sirkulasi siklonik di laut sampai dinamika atmosfer 'mengancam' 92 persen wilayah Indonesia dengan berbagai bencana, seperti banjir bandang dan tanah longsor.

WowKeren - Indonesia harus menghadapi bahaya cuaca ekstrem di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Salah satu imbasnya berupa bencana hidrometerologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga angin kencang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi bencana ini akan dihadapi Indonesia selama sepekan ke depan, yakni antara tanggal 21-27 November 2020. Karena itulah, BNPB mendorong masyarakat aktif memanfaatkan teknologi berbasis telepon pintar demi mencari informasi soal cuaca, bahkan sampai ke tingkat kecamatan.

Sikap ini harus dikembangkan demi mengantisipasi bencana yang terjadi. Sebab Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem akan terjadi setidaknya di 92 persen wilayah Indonesia.

Beberapa wilayah itu antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, dan Lampung. Selain itu seluruh wilayah Jawa juga berisiko mengalami bencana yang sama.


Selanjutnya daerah Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan ikut terdampak. Dan yang terakhir Maluku, Papua Barat, serta Papua.

Berdasarkan analisis cuaca BMKG, daerah-daerah ini berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan berintensitas lebat. Selain itu hujan juga bisa disertai dengan kilat, petir, hingga angin kencang.

Kondisi ini merupakan efek dari sirkulasi siklonik yang terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu dan Laut Jawa selatan Kalimantan. "Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," terang Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Sabtu (21/11).

Indonesia juga dihadapkan dengan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil selama sepekan ke depan, sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan. "Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan," imbuhnya, dikutip dari Okezone, Senin (23/11).

Oleh karena itu BNPB kembali mengingatkan agar masyarakat aktif mengikuti perkembangan informasi dengan teknologi smartphone. "Melalui aplikasi yang disediakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), warga dapat mempersiapkan diri dan keluarga dalam menghadapi cuaca," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait