Makin Luas! 8 Negara Temukan Virus Corona 'C5' Pada Cerpelai, Mana Saja?
Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan temuan virus corona pada cerpelai semakin meluas di dunia. Terbaru, ada 8 negara yang melaporkan temuan mutasi 'C5' akibat COVID-19. Mana saja?

WowKeren - Mutasi virus corona terus bermunculan seiiring dengan penyebaran COVID-19 di dunia. Salah satunya adalah mutasi virus corona yang berasal dari binatang cerpelai. Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada 7 negara yang mencatat adanya mutasi COVID-19 dari cerpelai.

Jenis mutasi virus corona pada cerpelai ini disebut dengan nama "C5". WHO melaporkan jenis mutasi COVID-19 C5 telah ditemukan di Denmark, Belanda, Afrika Selatan, Swiss, Kepulauan Faroe, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Kini, WHO menyebut penyebaran mutasi virus corona dari cerpelai semakin meluas setelah Prancis melaporkan temuannya. Kementerian Pertanian di Perancis telah melaporkan adanya kasus mutasi cerpelai di negaranya.

Cerpelai yang terinfeksi virus corona itu ditemukan di sebuah peternakan di kawasan Eure-et-Loire, Perancis Barat. Terkait temuan ini, pemerintah setempat akan memusnahkan 1.000 cerpelai yang ada di peternakan tersebut.


Selanjutnya, Prancis juga akan mulai menguji empat peternakan cerpelai lainnya di pertengahan November ini. Pengujian dan pemeriksaan pada cerpelai di peternakan lainnya dilakukan guna mengendalikan penyebaran virus corona.

"Pada tahap ini, tes menunjukkan virus itu menyebar di peternakan Eure-et-Loire," jelas perwakilan kementerian pertanian yang dikutip dari Reuters, Senin (23/11). "Di peternakan kedua, tidak ditemukan (cerpelai yang terinfeksi virus). Tetapi, pengujian masih akan berlangsung di dua peternakan terakhir, dengan hasil yang diharapkan selama seminggu."

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di sejumlah negara Eropa. Diantaranya adalah Swedia, Yunani dan Belanda. Pemusnahan cerpelai pun juga dilakukan demi mematikan penyebaran COVID-19.

Di Denmark contohnya, virus corona pada cerpelai telah menciptakan jenis mutasi yang berbeda. Hal tersebut langsung memicu kekhawatiran dari pakar kesehatan. Mereka menilai mutasi COVID-19 akan membuat vaksin menjadi tidak efektif jika virus tersebut ditularkan kembali ke manusia.

"Kita perlu menunggu dan melihat apa implikasinya, tetapi saya tidak berpikir kita harus sampai pada kesimpulan apa pun," kata kepala ilmuwan, Soumya Swaminathan seperti dilansir BBC, Senin (16/11). "Tentang apakah mutasi khusus ini akan berdampak pada kemanjuran vaksin."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait