Respons Palestina Soal Pertemuan Rahasia Pangeran Arab Saudi dan Israel
Dunia

Pertemuan itu terjadi setelah Israel menyetujui kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan dua sekutu Saudi di Teluk, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

WowKeren - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, akhirnya buka suara atas pertemuan rahasia antara Israel, dan Amerika Serikat dengan putra makhota Arab Saudi. Shtayyeh menyatakan pihaknya sedih dengan kabar bahwa negara-negara Arab sedang dalam pembicaraan untuk membuka kembali kedutaan besar di Israel.

"Kami sedih dengan berita bahwa negara-negara Arab sedang dalam pembicaraan untuk membuka kembali kedutaan besar di Israel, terutama bahwa negara-negara ini tidak memiliki kedutaan atau misi diplomatik di tanah negara Palestina yang mereka akui," kata Shtayyeh, sebagaimana dilansir dari CNN.

"Saya mengonfirmasi panggilan Yang Mulia Presiden Abu Mazen (Mahmoud Abbas) atas dialog Arab-Arab tentang apa yang terjadi dan perlunya mengoordinasikan posisi dengan kepemimpinan Palestina mengenai apa pun yang merugikan kami," lanjutnya.

Lebih lanjut, Shtayyeh juga mengungkit kunjungan Pompeo pada pekan lalu ke pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki. Pompeo menjadi diplomat AS pertama yang mengunjungi pemukiman Psagot di Tepi Barat yang dibangun di atas tanah Al-Bireh (Palestina).

Kunjungan itu terjadi ketika Departemen Luar Negeri AS menjajaki perubahan kebijakan besar dengan mengumumkan bahwa produk yang berasal dari pemukiman tersebut dapat diberi label "Buatan Israel".


Langkah tersebut mencerminkan penerimaan pemerintahan Trump atas pemukiman Israel, di mana Palestina dan sebagian besar komunitas internasional memandangnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan hambatan utama bagi perdamaian.

"Kunjungan Pompeo dan pengumuman tentang produk itu datang dalam konteks serangan terhadap hak-hak rakyat kami dan pelanggaran hukum internasional, yang bertujuan untuk menghancurkan geografi Palestina, melegitimasi aktivitas pemukiman," tutur Shtayyeh.

Kendati demikian, pengumuman Pompeo yang sebagian besar bersifat simbolis, dapat dibatalkan oleh pemerintahan Presiden terpilih, Joe Biden. Biden diketahui menjanjikan pendekatan yang lebih adil bagi Israel dan Palestina.'

Seorang koresponden diplomatik di lembaga penyiaran publik Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kepala badan mata-mata Mossad, Yossi Cohen, terbang ke Arab Saudi dan bertemu Pompeo dan MBS di kota Neom. Beberapa outlet media Israel lainnya juga melaporkan informasi serupa. Tapi kantor Netanyahu tidak bersedia mengomentari laporan tersebut.

Sebagai informasi tambahan, pertemuan itu terjadi setelah Israel menyetujui kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan dua sekutu Saudi di Teluk, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait