Mantan suami kedua dan ketiga Nikita Mirzani rupanya meninggalkan kesan buruk di mata adik bungsunya, Lintang. Saat masih SMP, Lintang mengaku melihat langsung sang kakak dipukuli suaminya.
- Neressa Prahastiwi
- Sabtu, 28 November 2020 - 09:39 WIB
WowKeren - Lintang Fajar Gemuruh berbagi perasaannya menjadi adik dari artis kontroversial, Nikita Mirzani. Dalam kesempatan tersebut, Niki juga meminta Lintang untuk bercerita tentang sang mantan suami, Sajad Ukra. Mantan suami kedua Niki tersebut rupanya meninggalkan kesan buruk di mata Lintang.
"Kalo dia mah di luarnya doang baek," ujar Lintang. "Tapi dalemnya kayak apa ya, model-model mood-moodan gitu cowoknya. Aduh, kasar juga kan dia yak."
Lintang bahkan pernah melihat sendiri ketika sang kakak dipukuli oleh Sajad yang ia panggil dengan sebutan "Si Botak". Namun, Lintang tak bisa berbuat apapun karena kala itu masih duduk di bangku SMP.
"Pas itu Kakak dipukul, liat sih. Cuma gue mau bantuin juga enggak enak kan. Mana waktu itu masih SMP kalo enggak salah," tutur Lintang. "Ya masak juga mau ngurusin rumah tangga orang. Kan enggak enak juga."
"Sebagai adik, ya mau ngebantu tapi ya gimana liat Kakaknya digituin. Mana lagi hamil kan. Emang parah banget si Botak itu," sambungnya. "Pokoknya waktu Kakak masih sama si dia itu, sedih lah tiap hari nangis mulu."
Mantan suami ketiga Niki, Dipo Latief, rupanya juga meninggalkan kesan buruk. Bagi Lintang, Sajad maupun Dipo sama-sama memperlakukan sang kakak dengan tidak baik.
"Lintang enggak terlalu nge-follow up dia juga tapi dia juga enggak ada bedanya sama si Botak kan," ungkapnya. "Iya demen kasar juga kan. Emang enggak ada akhlaknya tuh orang."
Melihat rumah tangga Niki yang selalu gagal, Lintang mengaku tak rela sang kakak menikah dan gagal lagi. Oleh sebab itu, ia mengajukan beberapa syarat apabila Niki ingin menikah.
"Enggak (usah nikah lagi) lah. Udeh banyak (anak) juga kan," pungkas Lintang. "Sebetulnya enggak papa. Tapi asal ketemu yang udah satu, yang udah klop banget, yang udah srek banget. Daripada nikah-nikah lagi ujung-ujungnya cerai-cerai lagi."
(wk/nere)
