Selebriti

Dalam wawancara baru dengan Weverse Magazine, Jungkook, member termuda BTS buka-bukaan tentang rasa malunya hingga apa yang membuat dirinya merasa gugup.

• Chusnul Chotimah
• Sabtu, 28 November 2020 - 11:55 WIB

WowKeren - Jungkook BTS (Bangtan Boys) sering mengakui bahwa dirinya adalah pemalu. Dalam wawancara baru dengan Weverse Magazine, si "golden maknae" buka-bukaan tentang rasa malunya, apa yang membuatnya merasa gugup, dan pekerjaan apa yang menurutnya sulit karena semua ini.

Di awal masa remajanya, ketika Jungkook bergabung dengan Big Hit Entertainment, ia merasa gugup saat bernyanyi atau berbicara di depan sekelompok kecil orang. Ternyata hingga kini ia masih berjuang dengan masalahnya ini.

Jungkook mengungkapkan, "Dan meskipun aku tidak gugup sama sekali saat bernyanyi di depan puluhan ribu orang, jika aku harus bernyanyi atau berbicara di depan kelompok kecil, aku menjadi sangat gugup. Aku tidak pernah merasa seperti itu di atas panggung, tapi mungkin aku kesulitan melakukan hal-hal yang agak canggung bagiku."

Jungkook melanjutkan, "Aku bisa menjadi orang yang pemalu. Ketika orang-orang memintaku menyanyi, aku tidak selalu bisa melakukannya, seperti di depan orang dewasa atau guru. Dan aku masih agak seperti itu. Jika aku mulai berpikir, 'Oh, aku tidak bisa melakukan ini.' Maka akhirnya aku benar-benar tidak dapat melakukannya. Bahkan ketika aku bisa melakukannya dengan baik."

Rasa malu juga dapat memengaruhi area lain dari pekerjaan Jungkook, dan ia lebih memilih untuk perlahan terbuka kepada orang lain. "Aku merasakan hal yang sama tentang tarian dan nyanyianku, dan aku juga tidak dapat membuat melodi yang sangat menakjubkan. Aku merasa seperti selalu berada di tengah-tengah. Tapi kemudian aku juga berpikir aku memiliki warna sendiri, jadi aku suka diam-diam, perlahan terbuka kepada orang-orang, dan membiarkan mereka tahu orang seperti apa aku ini. Ya, sesuatu seperti itu."

Selama bertahun-tahun, Jungkook telah mengalami pasang surut, tapi pemahaman diri dan pertumbuhan pribadinya membantunya mengatasi hal-hal yang sulit dilakukannya. "Aku benar-benar memahami masalahku sendiri dengan baik, jadi sebagian besar waktu tidak apa-apa. Aku bisa memikirkan semuanya satu per satu melalui pengalaman daripada hanya mencari jawaban. Aku selalu tumbuh dan kepribadianku berubah, tergantung pada lingkunganku. Kurasa aku telah belajar melakukan hal-hal yang dulu kuanggap sulit dengan mengalaminya sedikit demi sedikit."