Epidemiolog Nilai PSBB Total Sudah Tak Berpengaruh Pada Situasi COVID-19 di Jakarta
Instagram/dishubdkijakarta
Nasional

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, menegaskan bahwa pengendalian pandemi COVID-19 harus sistematis sesuai dengan Pedoman Kementerian Kesehatan.

WowKeren - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi maupun Total dinilai sudah tidak banyak berpengaruh pada jumlah kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane.

"PSBB total sudah. Transisi sudah berkali-kali. Apakah rem darurat lagi? Kasus tidak banyak berkurang, kan?" tutur Masdalina dilansir CNN Indonesia pada Rabu (2/12). "Faktanya masyarakat sudah tidak peduli lagi apa kata pemerintah. Mau PSBB total, mau pun transisi, semua berjalan saja seperti biasa."

Masdalina juga menilai bahwa penarikan rem darurat berupa PSBB Total membuktikan bahwa pemerintah daerah sebetulnya gagal memutus rantai penularan COVID-19 di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa pengendalian pandemi COVID-19 harus sistematis sesuai dengan Pedoman Kementerian Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan COVID-19.

Dalam pedoman tersebut, petugas harus tegas dalam menindak pelanggar protokol kesehatan saat PSBB Total diterapkan. Selain itu, mobilitas dan aktivitas masyarakat juga harus dibatasi. Namun kedua aturan tersebut dinilai belum maksimal meski PSBB Total sudah diterapkan di Jakarta.


"Inti dari pengetatan wilayah atau karantina adalah pembatasan mobilitas dan aktivitas warga, tapi harus benar implementasinya," jelas Masdalina. "Tapi jadi ambigu ketika PSBB diberlakukan bioskop dibuka, hotel tempat wisata hiburan malam juga dibuka."

Namun demikian, Masdalina menilai bahwa penanganan pandemi corona di Ibu Kota lebih baik dibanding provinsi lain. Pasalnya, data yang disajikan oleh pemerintah sudah lengkap, kapasitas testing tinggi, dan kasus tambahan kematian COVID-19 di Ibu Kota juga rendah.

"Data lengkap, jumlah kasus stabil saja, yang penting kematian rendah," tutur Masdalina. "(Jika) dibanding Jateng, Jatim, dan Sumsel. Kelihatannya kasus mereka rendah, tapi angka kematiannya tinggi."

Di sisi lain, Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria sama-sama dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Hal ini membuat Kantor Gubernur DKI ditutup sementara, namun Balai Kota tetap beroperasi seperti biasa.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait