Jelang Lengser, Trump Diprediksi Bakal Teken UU Persulit Tiongkok Masuk Bursa Saham AS
Dunia

Trump diperkirakan akan menandatangani RUU yang membuat perusahaan Tiongkok sulit untuk mendaftarkan sahamnya di bursa AS. Nantinya perusahaan Tiongkok harus mematuhi standar audit.

WowKeren - Presiden Amerika Serikat Donald Trump semestinya mengakhiri masa jabatannya pada Januari 2021 mendatang. Sehingga sebaiknya di masa transisi ini tidak ada kebijakan strategis yang dilakukannya.

Namun Trump diprediksi akan menandatangani rancangan undang-undang (RUU) yang dapat mencegah beberapa perusahaan Tiongkok mencatatkan saham di bursa Amerika Serikat. Jika diteken, maka perusahaan Tiongkok bisa masuk bursa saham AS jika mematuhi standar audit dari Negara Paman Sam.

RUU tersebut sejatinya sudah disahkan Senat pada awal tahun 2020 ini dan disetujui lebih lanjut oleh House of Representatives (DPR AS) pada Rabu (2/12). Bila disahkan oleh Trump, maka perusahaan-perusahaan seperti Alibaba, perusahaan teknologi Pinduoduo Inc., dan raksasa minyak PetroChina Co Ltd., bisa "didepak" dari bursa saham AS.

Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok yang melantai di Wall Street selama 3 tahun wajib mematuhi aturan audit AS sebelum dihapus dari pasar. Hal ini seperti disampaikan oleh perwakilan Gedung Putih, dilansir pada Kamis (3/12).


Upaya ini praktis menjadikannya sebagai serangan baru pemerintahan Trump terhadap Tiongkok. Sebelumnya pada Oktober 2020 silam Departemen Luar Negeri AS mengajukan penambahan Ant Group asal Tiongkok ke daftar hitam perdagangan. Langkah ini dilakukan sebelum perusahaan itu go public di bursa saham.

Perang dagang antara kedua negara adidaya itu memang terjadi sepanjang 2020. Bahkan pandemi COVID-19 yang sama-sama meruntuhkan perekonomian kedua negara, begitu pula finansial global, tak membuat Tiongkok dan AS berhenti berperang.

Dilansir dari AFP, upaya perlawanan Trump terhadap Tiongkok ini membuat Negeri Tirai Bambu mengalami kerugian hingga miliaran dolar. Perang dagang antara kedua negara juga mempengaruhi jalannya perekonomian dunia.

Namun bagaimana wajah hubungan kedua negara begitu pula perekonomian global ke depannya patut dinantikan. Sebab diketahui AS sudah memilih sosok presiden baru, yakni Joe Biden dari Partai Demokrat. Namun perihal kemenangan Biden ini pun masih menjadi pro dan kontra pasalnya Trump terus menggaungkan isu kecurangan Pemilu, meski sudah dibantah oleh Jaksa Agung AS William Barr.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait