Diduga Sarang Radikalisme, Prancis Bakal Razia Puluhan Masjid
Reuters
Dunia

Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa sebagian kecil dari total 2.600 masjid dan tempat salat di negara tersebut diduga telah mengajarkan teori-teori radikal.

WowKeren - Pihak berwenang Prancis akan merazia puluhan masjid dan tempat salat yang dicurigai menjadi markas penyebaran ajaran radikalisme. Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan langkah itu dilakukan demi menindak keras kaum ekstremis Islam di Prancis menyusul rentetan serangan teror setelah penerbitan karikatur Nabi Muhammad buatan majalah satir, Charlie Hebdo.

Dilansir dari CNN, Darmanin mengancam akan menutup masjid dan tempat salat yang kedapatan menyebarkan ajaran radikal dan ekstremisme. Darmanin tidak mengungkapkan tempat ibadah mana yang akan dirazia. Namun, menurut dokumen kepala keamanan nasional regional, aparat berwenang berencana merazia 16 masjid di Ibu Kota Paris dan 60 lainnya di seluruh Prancis.

Mendagri Prancis tersebut mengatakan kepada radio RTL bahwa sebagian kecil dari total 2.600 masjid dan tempat salat di Prancis diduga mengajarkan teori-teori radikal. Meski begitu, Darmanin menegaskan bahwa radikalisasi belum meluas di Prancis.

"Hampir semua Muslim di Prancis menghormati hukum negara Republik dan dirugikan oleh (kaum radikal) itu," kata Darmain.

Isu radikalisme dan ekstremisme kembali mencuat di Prancis setelah pemenggalan seorang guru sejarah, Samuel Paty, oleh seorang imigram Muslim beberapa waktu lalu. Pembunuhan Paty dipicu setelah dirinya membahas karikatur Nabi Muhammad di kelasnya yang memiliki siswa Muslim.


Kisruh di Prancis sendiri bermula setelah majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada September lalu. Penerbitan ulang dilakukan untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka terkait karikatur itu pada 7 Januari 2015 silam.

Ketika itu, 12 orang termasuk beberapa kartunis terkemuka, tewas dalam serangan yang dilakukan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi, di kantor Charlie Hebdo, Paris.

Sejumlah politikus Prancis, terutama partai sayap kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, mendukung penerbitan karikatur itu serta menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam dan menyuarakan ujaran anti-Islam. Sementara, Presiden Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksional majalah dengan dalih kebebasan berekspresi.

Tak hanya itu, Emmanuel Macron juga menyebut Islam tengah mengalami krisis. Dia juga menuding Islam bertekad mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekularisme di Prancis. Hal ini membuatnya menuai kecaman dari banyak pihak, termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Pernyataan itu pun turut memicu kecaman dari dunia terutama negara mayoritas Muslim. Sejak itu, Prancis pun menjadi sasaran sejumlah serangan. Prancis juga menutup sebuah masjid di dekat Paris yang membagikan ujaran kebencian terhadap Paty.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait