Wanita Ini Bantu Riset Untuk Lawan COVID-19 Sambil Tidur, Bagaimana Caranya?
Pexels/ Ketut Subiyanto
Health

Penelitian untuk melawan COVID-19 ini digelar oleh Imperial College London serta yayasan amal Vodafone Foundation, dan telah dipublikasikan dalam jurnal peer-review.

WowKeren - Wanita asal London, Inggris, bernama Hannah Lawson-West membantu riset untuk melawan virus corona jenis baru (COVID-19) dalam tidurnya. Bagaimana caranya?

Melansir BBC, Hannah biasanya bersiap untuk tidur sekitar pukul 22.30, pertama ia menyalakan selimut elektriknya. Kemudian Hannah mencuci muka dan menggosok gigi.

Kala sudah berbaring di tempat tidur, Hannah memeriksa media sosial dan berita melalui ponselnya. Setelah itu, ia mengisi daya ponsel sebelum akhirnya menutup mata dan tidur.

Selama delapan jam berikutnya saat wanita berusia 31 tahun tersebut tidur, ponsel Hannah menyala dan memungkinkan para ilmuwan menggunakannya untuk membantu penelitian COVID-19. Sejauh ini, ponsel Hannah telah menyelesaikan hampir 2.500 perhitungan yang dibutuhkan ilmuwan untuk penelitian terkait COVID-19.

Diketahui, Hannah merupakan salah satu dari hampir 100 ribu orang di seluruh dunia yang secara teratur menyumbangkan waktu komputasi ponselnya ke aplikasi DreamLab. Aplikasi ini mencari molekul makanan melalui simulasi digital untuk menilai kombinasi nutrisi mana yang mungkin menawarkan beberapa manfaat medis untuk mengobati COVID-19 atau untuk mereka yang menderita gejala "Long COVID". Penelitian ini digelar oleh Imperial College London serta yayasan amal Vodafone Foundation, dan telah dipublikasikan dalam jurnal peer-review.


Adapun Hannah pertama kali mengenal aplikasi ini kala ayahnya didiagnosis menderita kanker darah. Adapun proyek DreamLab pertama yang diikutinya adalah mencoba mempercepat penemuan obat kanker.

"Kemudian, ketika pandemi COVID-19 melanda, rasanya tepat untuk mengubah proyek saya ke proyek khusus COVID-19," tutur Hannah dilansir BBC pada Sabtu (5/12). "Saya suka melihat aplikasi ini di akhir pekan dan saya masih heran betapa mudahnya melakukan sesuatu yang bermanfaat saat saya tidur. Sejujurnya, saya tidak yakin mengapa lebih banyak orang tidak melakukannya."

Sementara itu, Profesor Kirill Veselkov dari Fakultas Kedokteran Imperial College London mengatakan dia sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu meningkatkan penelitian ini. Adapun proyek "Corona-AI" ini baru 55 persen selesai, namun Kirill menilai timnya tidak akan bisa mencapai hasil sebanyak ini dalam jangka waktu yang sama jika bukan karena bantuan para sukarelawan tersebut.

"Setiap kali seorang sukarelawan berhasil menyelesaikan sebuah 'penghitungan', yang sebenarnya dilakukan ponsel mereka adalah mencoba berbagai kombinasi molekul makanan melalui simulasi kompleks untuk melihat kombinasi mana yang secara teoritis dapat membantu seseorang melawan COVID-19," papar Kirill. "Ada hampir 100 juta kombinasi berbeda untuk mencobanya, semakin banyak ponsel, semakin baik."

Meski demikian, hingga saat ini masih belum ada bukti bahwa makanan jenis tertentu dapat membantu pasien COVID-19 atau mencegah penularan. Oleh sebab itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengeksplorasi temuan proyek dan menentukan apakah mereka benar-benar bermanfaat.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait