Polisi Tembak Mati 4 Laskar FPI di Dalam Mobil, IPW Ungkap Dugaan Pelanggaran SOP
Nasional

Hasil rekonstruksi bentrok polisi-FPI pada Senin (14/12) dini hari membuat Indonesia Police Watch (IPW) menduga ada pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) yang dilakukan oleh aparat.

WowKeren - Pihak kepolisian telah menggelar rekonstruksi bentrok aparat dengan FPI pada Senin (14/12) dini hari tadi. Berdasarkan rekonstruksi tersebut, diketahui jika empat orang laskar FPI ditembak di dalam mobil polisi karena mencoba merebut senjata anggota.

"Saya coba jelaskan bahwa TKP 4 ini adalah lanjutan apa yang terjadi di TKP 3 (rest area km 50). Adegan di TKP 3 itu, empat pelaku yang masih hidup diamankan ke dalam mobil dengan tujuan dibawa penyidik ke Polda Metro Jaya," ungkap Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian usai rekonstruksi. "Dalam perjalanan dari KM 50 rest area sampai KM 51,2, terjadilah penyerangan atau mencoba merebut senjata anggota. Terjadi percobaan untuk merebut senjata anggota dari pelaku yang ada dalam mobil."

Hasil rekonstruksi tersebut membuat Indonesia Police Watch (IPW) menduga ada pelanggaran prosedur operasi standar (SOP) yang dilakukan oleh anggota kepolisian. "Jajaran Polri harus mau menyadari bahwa terjadi pelanggaran SOP dalam kasus kematian anggota FPI pengawal Rizieq di KM 50 Tol Cikampek," terang Ketua Presidium IPW Neta S. Pane melalui keterangan tertulis.

IPW menilai setidaknya ada tiga pelanggaran yang dilakukan. Terutama saat anggota polisi menembak mati empat laskar FPI yang telah diringkus tanpa diborgol dan berada di dalam mobil.


"Keempat anggota FPI yang masih hidup, setelah dua temannya tewas (versi polisi tewas dalam baku tembak) dimasukkan ke dalam mobil polisi tanpa diborgol," ujar Neta. "Ini sangat aneh, Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tangannya diborgol aparat."

Neta menilai polisi tak lazim mengendurkan penjagaan usai sebelumnya terlibat dalam baku tembak. Terlebih polisi membawa terduga pelaku yang terlibat dalam baku tembak tersebut.

Menurut Neta, polisi yang kala itu bertugas ceroboh telah menyebabkan laskar FPI tewas di dalam mobil. Padahal, tuturnya, aparat seharusnya tak perlu sampai menembak laskar FPI dari jarak dekat saat mereka tak bersenjata.

"Polri yang seharusnya terlatih, terbukti tidak promoter (profesional, modern, terpercaya) dan tidak mampu melumpuhkan anggota FPI yang tidak bersenjata," terang Neta. "Sehingga para polisi itu main hajar menembak dengan jarak dekat hingga keempat anggota FPI itu tewas."

Oleh sebab itu, IPW mendesak Presiden Joko Widodo untuk turun tangan dan membentuk Tim Independen Pencari Fakta sehingga kasus tersebut bisa menemui titik terang. "Jika Jokowi mengatakan tidak perlu Tim Independen Pencari Fakta dibentuk, berarti sama artinya bahwa Presiden tidak ingin kasus penembakan anggota FPI ini diselesaikan tuntas dengan terang benderang," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru