Ini Kata Kemenkes RI Soal Varian Baru COVID-19 di Inggris
Nasional

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkomunikasi dengan pejabat Inggris terkait varian baru COVID-19 ini. Varian baru ini disebut menyebar lebih cepat, tetapi diyakini tidak akan lebih mematikan.

WowKeren - Temuan mutasi dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Inggris menghebohkan negara-negara di Eropa. Kementerian Kesehatan Inggris sendiri telah mengumumkan bahwa varian baru COVID-19 tersebut diberi nama VUI - 202012/01 dan kini sedang diselidiki.

Kementerian Kesehatan Indonesia lantas buka suara atas varian baru COVID-19 di Inggris tersebut. Menurut Direktur Penyakit Menular dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi, masih belum ada laporan terkait hal ini.

Namun, Nadia menilai bahwa mutasi baru tersebut belum tentu membuat SARS-CoV-2 lebih berbahaya. "Kan sudah dinyatakan mutasi ini belum ada bukti untuk mengakibatkan infeksi COVID menjadi mudah menular dan sulit dikendalikan ya," tutur Nadia dilansir Kumparan, Senin (21/12).

Menurut Nadia, pemerintah dan masyarakat kini seharusnya fokus dalam menaati protokol kesehatan, mengingat kasus corona di Tanah Air masih terus meningkat. "Kita harus tetap perkuat menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker," jelas Nadia.


Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, melaporkan bahwa sedikitnya 60 persen Pemerintah Daerah telah mencatatkan infeksi yang disebabkan oleh varian baru COVID-19 tersebut. Menurut Hancock, terdapat lonjakan tajam infeksi COVID-19 di London, Kent, sebagian daerah di Essex, dan Hertfordshire.

"Saat ini kami mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini terutama di Inggris Selatan meskipun kasus telah ditemukan di hampir 60 wilayah administrasi," tutur Hancock. "Kami tidak mengetahui sejauh mana (lonjakan) ini dikarenakan varian baru tetapi apapun penyebabnya kita harus mengambil tindakan cepat dan tegas yang sayangnya teramat penting untuk mengendalikan penyakit mematikan ini sementara vaksin mulai disediakan."

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkomunikasi dengan pejabat Inggris terkait varian baru COVID-19 ini. Varian baru ini disebut menyebar lebih cepat, tetapi diyakini tidak akan lebih mematikan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sendiri menyatakan bahwa varian baru ini kemungkinan bisa 70 persen lebih menular dibanding versi awalnya. Sementara itu, sebagian besar Inggris bagian Tenggara, termasuk London, kini berada di bawah aturan pembatasan baru yang lebih ketat.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru