RSD Wisma Atlet Akui Kesulitan Rujuk Pasien, Tanda Wabah COVID-19 Kian Mengerikan?
Nasional

RSD Wisma Atlet kesulitan merujuk pasien-pasien COVID-19 dengan gejala berat ke fasilitas ICU di RS lain. Begini perkembangan terkini krisis kesehatan yang terjadi.

WowKeren - Perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia tampaknya kian tak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu bukti yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah perihal sulitnya rumah sakit untuk merujuk pasien dengan gejala berat ke rumah sakit rujukan.

"Di luar penuh semua. Kami pun merujuk ke ICU permanen di RS rujukan antre juga," ungkap Komandan RSD Wisma Atlet, Letkol Laut drg M Arifin, Senin (4/1).

Pasalnya RSD Wisma Atlet memang tidak dirancang untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat. Mereka yang dalam kondisi parah harus dirujuk ke RS rujukan dengan fasilitas ruang ICU.

"Ya kami bisa backup di HCU tapi penuh juga," tutur Arifin, merujuk pada 45 tempat tidur high care unit dan 5 tempat tidur ICU transisi di RSD Wisma Atlet. Kedua ruangan tersebut merupakan fasilitas yang lebih tinggi daripada kamar rawat biasa tetapi masih di bawah ICU permanen.

Umumnya mereka yang harus segera dirujuk adalah pasien COVID-19 dengan gejala sesak napas karena saturasi oksigen rendah. "Sekarang ini sedang naik pasien yang datang dengan saturasi oksigen rendah. Saturasi sudah turun itu berarti paru-parunya sudah kena," terangnya.


Kalau sampai pasien-pasien itu tak tertangani dengan baik, besar kemungkinan terjadi peningkatan dari segi angka kematian. Karena itulah RSD Wisma Atlet kemudian menambah tempat perawatan khusus, dalam hal ini 50 tempat tidur intermediate care unit (IMCU).

"Untuk minggu depan akan ada 50 bed yang IMCU," kata Arifin. Namun tetap saja IMCU merupakan ruang rawat dengan level perawatan setara HCU.

Umumnya IMCU dan HCU difungsikan untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala sedang. Namun dengan krisis yang terjadi, Arifin memperkirakan dampak terburuk libur Natal dan Tahun Baru belum terlihat.

"Efek Natal dan Tahun Baru belum kelihatan nih," ujar Arifin. "Kemungkinan dalam satu minggu ke depan baru terlihat."

Sebelumnya pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono memperkirakan Indonesia akan memasuki puncak penularan wabah COVID-19 pada pertengahan 2021. Karena itulah Pandu terus mendorong masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran virus yang semakin tidak terkendali.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait