Polisi Singapura Gunakan Data Tracing COVID-19 Untuk Lacak Kriminal
Reuters/Kim Kyung Hoon
Dunia

Kepolisian Singapura berencana menggunakan data tracing kontak pasien COVID-19 untuk melakukan penyelidikan terhadap kriminal. Namun, wacana tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait masalah privasi.

WowKeren - Kepolisian Singapura berencana menggunakan data hasil penelusuran (tracing) kontak pasien COVID-19 untuk melakukan penyelidikan kriminal. Keputusan tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran akan meningkatkan masalah privasi pada sistem tersebut.

Dikutip dari CNBC, Otoritas Singapura mengatakan teknologi yang digunakan sebagai aplikasi telepon dan perangkat fisik, digunakan oleh hampir 80% dari 5,7 juta populasi. Penggunaannya pun nantinya akan diwajibkan di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan.

Skema TraceTogether sendiri merupakan yang paling banyak digunakan di banyak negara juga menimbulkan kekhawatiran akan privasi. Meski demikian otoritas Singapura menegaskan data dienkripsi, disimpan secara lokal dan hanya disadap oleh pihak berwenang jika seseorang dinyatakan positif COVID-19.


"Kepolisian Singapura diberi wewenang ... untuk mendapatkan data apa pun, termasuk data TraceTogether, untuk penyelidikan kriminal," kata Menteri Dalam Negeri Desmond Tan menanggapi pertanyaan di parlemen, Selasa (5/1).

Pernyataan privasi di situs web TraceTogether pun menyatakan data hanya akan digunakan untuk pelacakan kontak COVID-19. Namun kekhawatiran privasi muncul atas aplikasi semacam itu di berbagai tempat, termasuk Israel dan Korea Selatan. "Kekhawatiran telah difokuskan pada masalah keamanan data yang terkait dengan pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data," firma hukum Norton Rose Fullbright mengatakan tentang skema Singapura dalam tinjauan teknologi pelacakan kontak global bulan lalu.

Ketika ditanya mengenai pernyataan privasi aplikasi tersebut, Tan bahkan menambahkan pihaknya tidak mengalangi penggunaan data TraceTogether untuk keselamatan dan keamanan warga yang telah terpengaruh, dan berlaku untuk data lainnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah mengungkapkan kekhawatirannya terkait privasi tentang teknologi itu harus dipertimbangkan terhadap kebutuhan untuk mengekang penyebaran virus dan menjaga ekonomi tetap terbuka. Singapura telah melaporkan hanya segelintir kasus COVID-19 lokal selama beberapa bulan terakhir, dan upaya pengawasan penyakit dan pelacakan kontaknya yang ekstensif juga mendapatkan pujian internasional termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru