Bukan RS, IDI Ungkap Lokasi Ini Rawan Jadi Tempat Penyebaran COVID-19 Untuk Nakes
Nasional

Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 PB IDI Prof. Zubairi Djoerban buka suara terkait kemungkinan adanya lokasi yang rawan menjadi penyebaran virus corona (COVID-19) pada nakes.

WowKeren - Angka kematian tenaga kesehatan di Indonesia terus bertambah. Hingga Rabu (13/1), tercatat 594 tenaga kesehatan atau nakes yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona (COVID-19).

Awalnya, ruang ganti, kualitas dan ketersediaan stok alat pelindung diri atau APD dianggap sebagai penyebab banyaknya nakes yang terinfeksi dan gugur akibat COVID-19. Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 PB IDI Prof. Zubairi Djoerban pun buka suara menanggapi hal itu.

Menurutnya, saat ini alasan tersebut sudah tak lagi berdasar. "Tapi hal ini sudah ditanggulangi dan dokter jadi jauh lebih hati-hati. Termasuk soal APD. Sekarang, hampir semua APD untuk dokter punya standar yang bagus," ujar Prof. Zubairi melalui cuitannya di Twitternya, Kamis (15/1).


Dibanding awal pandemi para nakes termasuk dokter sudah lebih sadar dan disiplin saat proses pemakaian dan pelepasan APD. Ia menduga ada beberapa faktor yang membuat nakes termasuk dokter tertular COVID-19, salah satunya dari sopir pengantar dokter.

"Misalnya tertular dari driver. Ada sejawat saya yang tertular dari mereka. Terlihat sepele memang," jelasnya. "Tapi ada baiknya driver ini memakai face shield dan masker. Meskipun driver itu sudah lama bekerja dengan kita dan bisa dipercaya, tetap saja harus prokes ketat."

Profesor Zubairi juga berasumsi kebiasaan menggunakan kendaraan umum juga berpengaruh. "Bagi dokter dan nakes yang memakai kendaraan umum, juga harus pakai proteksi dobel: masker dan face shield. Karena pada jam sibuk, seperti KRL, ya penuh. Susah untuk berjarak. Ini riskan juga untuk mereka dan masyarakat yang didekatnya," terang Profesor Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Sebelumnya, IDI menyebutkan jika kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Bahkan pada Desember 2020 lalu, tercatat ada 52 dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. "Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," ungkap Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT, Minggu (3/1).

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru