Muncul Desakan Untuk Lockdown Pulau Jawa, Ini Tanggapan Kemenkes
Nasional

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara menanggapi usulan epidemiolog untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown di Pulau Jawa, usai RI catat 1 juta kasus COVID-19.

WowKeren - Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi buka suara terkait desakan lockdown di Pulau Jawa usai RI mencatat 1 juta kasus corona pada Selasa (26/1) kemarin. Nadia menyebutkan bahwa pihaknya perlu mengkaji wacana tersebut.

"Banyak hal yang perlu dikaji untuk melakukan lockdown, dan ini sifatnya harus dinilai dari berbagai hal, termasuk pertimbangan epidemiologis dan pemda, untuk itu kami (Kemenkes) harus diskusi lebih lanjut," kata Nadia dilansir CNNIndonesia, Rabu (27/1).

Ia juga mengatakan, masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan bisa melandaikan laju penularan COVID-19. "Kuncinya di situ, pembatasan mobilitas dan disiplin 3M," imbuhnya.

Perlu diketahui, desakan untuk melakukan karantina wilayah atau me-lockdown Pulau Jawa itu datang dari Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. "Jika masih gamang dengan penerapan di seluruh tanah air, pemerintah bisa menjajal pembatasan mobilitas total di Pulau Jawa," kata Dicky, Selasa (26/1).


Pembatasan tersebut harus mengacu pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. "Memang seharusnya untuk Pulau Jawa itu lockdown. Karena situasi berdasarkan indikator epidemiologis sudah mendukung itu, karena episentrum kasus COVID-19 ya di pulau Jawa," imbuhnya.

Pemerintah tak perlu memberikan toleransi atau pengecualian terhadap beberapa sektor dalam pembatasan total nanti. Menurutnya, seluruh sektor seperti perkantoran, tempat perbelanjaan, dan transportasi harus ditutup.

Pemerintah pemerintah harus mulai menerapkan 5M, yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan. "PSBB berdasarkan regulasi ya lockdown, berhentinya semua aktivitas sosial-ekonomi. Jadi tidak ada PSBB dengan pengecualian sektor masih buka, itu bukan PSBB namanya," ujarnya.

Sebelumnya, angka positif COVID-19 pada Selasa (26/1), telah bertambah sebanyak 13.094 sehingga akumulasi kasus positif mencapai 1.012.350 kasus. Selain angka sembuh mencapai 820.356, total angka kematian sebanyak 28.468 kasus, dan masih tersisa kasus aktif sejumlah 163.526.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru