Rilis Pedoman Baru, WHO Wajibkan Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Punya Oximeter
Health

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui pedoman isolasi mandiri pasien COVID-19 yang mewajibkan mereka untuk memiliki pulse oximeter atau oksimeter untuk memantau kondisi kesehatan.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui pedoman perawatan untuk pasien COVID-19, khususnya yang menjalani isolasi mandiri. Salah satunya adalah pasien COVID-19 diwajibkan untuk memiliki pulse oximeter atau oksimeter untuk memantau kondisi kesehatan mereka.

Dikutip dari Mayo Clinic, cara membaca kadar oksigen normal menggunakan pulse oximeter atau alat oksimetri nadi ada di antara 95 hingga 100 persen. Sementara angka di bawah 90 persen dinilai terlalu rendah.

Beberapa dokter melaporkan, pasien COVID-19 masuk ke RS dengan kadar oksigen di 50 persen atau lebih rendah. Kadar oksigen rendah juga bisa dialami pasien COVID-19 tanpa mengeluhkan gejala apapun sebelumnya, disebut dengan happy hypoxia yang membuat pasien mengalami sesak napas dan berakhir fatal.

"Hal lain dalam pedoman yang baru adalah bahwa pasien COVID-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah di rumah kondisinya memburuk, atau akan lebih baik dirawat di rumah sakit," kata Juru bicara WHO Margaret Harris di Jenewa.


Selain itu, WHO juga menyarankan pasien COVID-19 ditempatkan dalam posisi tertentu yang disebut efektif meningkatkan aliran oksigen. "WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan mereka, yang terbukti meningkatkan aliran oksigen," terangnya.

"Juga kami merekomendasikan, kami menyarankan penggunaan, antikoagulan dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah," lanjutnya. "Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain."

Sementara itu, di Indonesia sendiri sempat mengalami panic buying pulse oximeter setelah munculnya kasus happy hypoxia pada September 2020 lalu. Hal ini membuat harga alat tersebut melonjak pesat hingga nyaris angka Rp 1 juta.

Namun, hingga Kamis (28/1), harga oximeter di beberapa marketplace e-commerce beragam dengan kisaran Rp 60 ribu-800 ribu, tergantung pada merek dan jenis oximeter. Untuk harga yang lebih mahal, oximeter terhubung dengan aplikasi di smartphone via bluetooth sehingga mempermudah pengguna membaca hasil.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait