Menristek Ungkap Vaksin Merah Putih Bakal Dipakai 1 Atau 2 Tahun Lagi
Nasional

Menristek / Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, memastikan bahwa vaksin Merah Putih ini tetap akan digunakan dalam program vaksinasi nasional meski pengadaannya lebih lambat dibanding vaksin buatan negara lain.

WowKeren - Indonesia diketahui tengah mengembangkan vaksin virus corona (COVID-19) secara mandiri yang diberi nama vaksin Merah Putih. Lembaga Eijkman disebut akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih tersebut kepada Bio Farma tahun ini.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN), Bambang Brodjonegoro, lantas memastikan bahwa vaksin Merah Putih ini tetap akan digunakan dalam program vaksinasi nasional meski pengadaannya lebih lambat dibanding vaksin buatan negara lain.

"Untuk memenuhi (kebutuhan), meskipun kita belum partisipasi di awal, insyaallah vaksin Merah Putih akan ikut berpartisipasi," tutur Bambang dalam rapat koordinasi Kemenristek/BRIN, Kamis (28/1). "Tidak hanya program vaksinasi tahap awal yang diperkirakan berlangsung sepanjang tahun ini dan tahun depan."


Sebagai informasi, pemerintah menargetkan sekitar 180 juta penduduk Indonesia mendapat vaksin COVID-19, sehingga dibutuhkan 360 juta dosis vaksin. Bambang berharap vaksin Merah Putih dapat melanjutkan kekebalan berkelompok (herd immunity) yang terbentuk dalam proses vaksinasi tahap awal yang saat ini sudah berlangsung dengan vaksin Sinovac.

"Diharapkan vaksin Merah Putih bisa menjaga sustainability atau menjaga herd immunity dengan vaksinasi tahap awal. Mengingat kemungkinan daya tahan tubuh dari vaksin COVID-19 dari perusahaan belahan dunia, kemungkinan tidak bertahan selamanya," papar Bambang. "Sehingga dimungkinkan ada vaksinasi ulang atau boost ring, yang mungkin dilakukan tahun depan atau dua tahun lagi. Di tahapan booster, di situlah vaksin Merah Putih bisa pegang kembali."

Selain itu, Bambang juga mengundang perusahaan swasta di luar 6 platform dalam konsorsium Eijkman yang mau ikut mengembangkan vaksin Merah Putih ini. "Kita juga harapkan dan mengundang perusahaan swasta lain untuk berpartisipasi dalam industri pengembangan vaksin," pungkas Bambang.

Sebagai informasi, 6 platform pengembang vaksin Merah Putih ini terdiri dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Lembaga Eijkman, serta LIPI. Adapun konsorsium Lembaga Eijkman ini telah mengembangkan vaksin Merah Putih sejak tahun 2020 lalu. Vaksin buatan dalam negeri ini ditargetkan bisa diproduksi massal mulai awal 2022 usai mendapat izin dari BPOM.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait