Senior Demokrat Ngaku Tak Tahu Soal Imbalan Rp 100 Juta Dukung Kudeta AHY
Nasional

Menurut politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, pelaku gerakan kudeta Agus Harimurti Yudhoyono tersebut menjanjikan imbalan uang Rp 100 juta untuk para pimpinan di daerah.

WowKeren - Isu pengambilalihan alias kudeta kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kini tengah menjadi perbincangan panas. Menurut politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, pelaku gerakan kudeta tersebut menjanjikan imbalan uang Rp 100 juta untuk pimpinan di daerah.

"Para Ketua DPD dan Ketua DPC Partai Demokrat dijanjikan sejumlah uang sebagai imbalannya," terang Rachland, Senin (1/2). "Kami juga tidak punya bayangan apakah ada bandar besar yang membiayai gerakan ini."

Menanggapi pernyataan Rachland, politikus senior Partai Demokrat HM Darmizal mengaku tidak tahu soal imbalan Rp 100 juta tersebut. Menurut Darmizal, dirinya harus membuktikan kebenaran informasi tersebut terlebih dahulu.

"Enggak tahu ya (ada imbalan Rp 100 juta)," tutur Darmizal dalam konferensi pers pada Selasa (2/2). "Saya harus melakukan verifikasi dulu, klarifikasi ini benar apa enggak."


Lebih lanjut, Darmizal mengaku akan menjadi sosok yang pertama mengambil uang tersebut apabila informasi mengenai imbalan itu memang benar. Namun, ia menegaskan bahwa kebenaran informasi tersebut harus dikonfirmasi terlebih dahulu.

"Kalau ada benar, kan banyak ya, saya yang mengambil dulu karena banyak itu," jelas Darmizal. "Jadi itu barangkali menurut saya adalah hipotesa ya, saya tidak bisa memberikan satu argumentasi sebelum saya melakukan klarifikasi pasti. Berdosa saya kalau saya tidak melakukan klarifikasi."

Sementara itu, Darmizal tak memberikan jawaban lugas terkait janji pemberian imbalan dalam upaya kudeta terhadap AHY yang dikabarkan menjadi pembicaraan antara Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan sejumlah kader di sebuah hotel beberapa waktu lalu. "Seperti yang saya ceritakan tadi, kita bertemu makan, itu sikap seorang Jenderal Moeldoko. Kalau yang lain-lain, mesti ditanya sama orangnya, siapa sih yang buat berita begitu," pungkas Darmizal.

Di sisi lain, mantan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Yus Sudarso, sempat membongkar empat faksi yang terbentuk dalam isu kudeta ini. Faksi pertama adalah kelompok Subur Budi Santoso yang merupakan pendiri dan Ketum Demokrat pertama. Kemudian ada faksi Ketum Demokrat hasil Kongres Bali 2005, yakni Hadi Utomo.

Kemudian faksi selanjutnya adalah Ketum Demokrat hasil Kongres Bandung 2010 Anas Urbaningrum yang kini tengah mempertanggungjawabkan aksi rasuahnya. Dan yang terakhir adalah faksi Marzuki Alie.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait