Menristek Kembangkan Suplemen Khusus COVID-19, Dibuat Dari Tanaman-Tanaman Ini
Nasional

Selain merampungkan pengembangan vaksin Merah Putih, Kemeneterian Riset dan Teknologi (Kemristek) juga tengah mengembangkan suplemen spesifik khusus COVID-19. Apa saja kandungan di dalamnya?

WowKeren - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menyebutkan bahwa pihaknya tengah mengembangkan suplemen spesifik khusus COVID-19. Namun, Kemenristek mengalami kendala karena BPOM masih membutuhkan sejumlah data untuk izin edarnya.

Rencananya, suplemen tersebut tak hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga spesifik untuk COVID-19. "Masih ada kelengkapan data yang terus diminta, sehingga sampai Februari ini kami cek ke BPOM mereka belum bisa memberikan keputusan apakah suplemen yang dimaksud spesifik COVID-19, jadi bersifat fitofarmaka," ungkap Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (3/2).

Bambang menuturkan, ia ingin Indonesia bisa mengikuti jejak Thailand yang sudah menetapkan sambiloto sebagai suplemen herbal yang cocok untuk pengobatan corona. Uji klinis suplemen herbal ini sebelumnya pernah dilakukan di Wisma Atlet Kemayoran bekerja sama dengan LIPI pada Agustus 2020.


Adapun kombinasi suplemen tersebut adalah sambiloto, jahe merah, meniran dan cordyceps. "Dan kami juga ingin ikuti jejak Thailand yang menyatakan sambiloto adalah suplemen herbal yang cocok atau spesifik untuk COVID-19. Mudah-mudahan kalau BPOM bisa segera ambil keputusan akan membantu kita. Beberapa produk yang dihasilkan meskipun enggak spesifik, ada bentuk teh, jamu, minuman, dan vitamin," jelasnya.

Sebagai info, yang dites kombinasi jahe merah, sambiloto, meniran dan cordyceps," imbuhnya. "Semua sudah dapat izin BPOM, tapi belum spesifik COVID."

Lebih lanjut, ia mengakui untuk terus menambah kemampuan suplemen herbal tersebut agar bisa dipakai spesifik untuk COVID-19. Bambang juga berharap BPOM bisa segera mengeluarkan izin edarnya, sehingga bisa membantu pencegahan maupun pengobatan sampai setelah vaksinasi selesai.

"Kita pahami tugas berat BPOM dan kehati-hatian sehingga sejak Agustus ketika selesai uji klinis sampai hari ini belum keluar. Meskipun hasilnya, saya juga kalau mendorong terlalu cepat tak mau BPOM sulit ambil keputusan," pungkasnya. "Akan kami tambah dengan kayu putih, VCO, kurkumin, dan lainnya."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru