Terapi Ini Disebut Mampu Buat Pasien Corona Bergejala Berat Lebih Mudah Sembuh
Nasional

Metode penyembuhan pasien COVID-19 ini diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Rabu (3/2).

WowKeren - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan kabar baik yang datang dari Universitas Indonesia (UI). Terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) yang tengah dikembangkan oleh UI disebut efektif membantu pasien virus corona (COVID-19) dengan gejala berat agar lebih mudah sembuh.

"Dalam uji klinis menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan Stem Cell 2,5 kali lebih mudah sembuh pada kasus COVID-19 yang berat," terang Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Rabu (3/2). "Jadi ini bermanfaat bagi kasus yang berat."

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa stem cell bekerja dengan mengganti jaringan yang rusak di dalam tubuh akibat COVID-19. Menurut Bambang, terapi stem cell tersebut kini tengah diproses untuk mendapatkan izin secara resmi untuk membantu pasien COVID-19 bergejala berat.

"Saat ini sedang diproses BPOM untuk mendapatkan izin," jelas Bambang. "Terapi Official untuk COVID-19, mengganti jaringan paru yang rusak karena COVID-19."


Sementara itu, penyembuhan pasien COVID-19 dengan gejala sedang disebut Bambang lebih efektif menggunakan metode donor plasma konvalesen. Berdasarkan hasil uji klinis, tutur Bambang, donor plasma konvalesen lebih bagus berasal dari penyintas dengan gejala COVID-19 berat.

"Jadi sumbernya (donor plasma konvalesen) lebih bagus yang berat dan penerimanya lebih bagus (gejala) sedang," papar Bambang. "Artinya, tingkat kesembuhannya 100 persen, kalau yang berat memang tingkat kesembuhannya tidak 100 persen, alias ada yang tentunya meninggal."

Di sisi lain, pemerintah rupanya juga mengembangkan metode tes PCR dengan menggunakan air liur. Sebelumnya, Bambang telah menjelaskan bahwa metode ini memiliki sejumlah kelebihan, seperti lebih nyaman dilakukan dan tidak memerlukan ekstraksi RNA seperti yang harus dilakukan saat swab.

Selain itu, studi juga menunjukkan bahwa tingkat keakuratan metode air liur mencapai 99 persen dalam mengidentifikasi kasus negatif COVID-19. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa penggunaan dan performa diagnostik yang baik menjadikan metode air liur ini alternatif yang baik untuk meningkatkan jumlah tes corona.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru