Tuai Protes, Ini Alasan di Balik Rencana Pemangkasan Insentif Tenaga Kesehatan RI
Nasional

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, lantas mengungkapkan alasan di balik rencana pemangkasan insentif nakes tersebut.

WowKeren - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa rencana pemangkasan insentif tenaga kesehatan (nakes) sebesar 50 persen kini masih dalam tahap diskusi. Kementerian Kesehatan masih mengkaji rencana tersebut dengan Kementerian Keuangan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, lantas mengungkapkan alasan di balik rencana pemangkasan insentif nakes tersebut. Menurut Nadia, hal ini dilakukan agar pendanaan lebih efektif, mengingat pemerintah berencana menambah relawan petugas kesehatan untuk penanganan pandemi virus corona.

"Ada penyesuaian [anggaran] supaya lebih efektif, karena relawan kesehatan akan bertambah dan ini petugas kesehatan yang bukan pegawai tetap," ungkap Nadia dilansir CNN Indonesia. "Jadi kita juga memperbanyak upaya padat karya."

Meski jumlah relawan bertambah, Nadia menegaskan bahwa insentif nakes akan tetap ada tahun 2021 ini. Hanya saja besarannya kemungkinan akan disesuaikan lagi. "Jumlah relawan bertambah tetap ada penyesuaian insentif untuk nakes," kata Nadia.


Adapun penambahan jumlah relawan petugas kesehatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nakes di masa pandemi corona ini. Nadia sendiri berharap agar kebutuhan SDM nakes di tempat-tempat perawatan dapat terpenuhi.

"Penambahan jumlah relawan ini untuk nakes yang belum dapat SK," jelas Nadia. "Ini untuk memenuhi peningkatan kebutuhan [SDM] di tempat perawatan."

Sementara itu, rencana pemotongan insentif nakes ini menuai tanggapan negatif dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Ketua Umum PPNI Harif Fadilah mengkritik pemerintah tidak peka dengan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

Harif mengingatkan pemerintah terkait kondisi nakes saat ini yang masih berjuang sebagai garda depan dalam menangani pasien virus corona. Apalagi, keselamatan nakes setiap hari juga terancam karena berisiko tinggi tertular COVID-19 saat bekerja.

"Saya kira ini bukan berita gembira karena pandemi belum berakhir," kata Harif seperti dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (3/2). "Beban kerja masih tinggi, risiko tinggi, tapi insentif dikurangi, saya kira pemerintah tidak peka kondisi nakes di lapangan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait