Ini Penjelasan Pakar Kenapa Sariawan Bisa Jadi Gejala COVID-19
Health

Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dr. Irna Sufiawati, drg., Sp.PM. menjelaskan mengapa sariawan bisa menjadi gejala COVID-19.

WowKeren - Berbagai gejala dialami oleh para pasien COVID-19. Gejala-gejala tersebut berbeda tiap individunya.

Baru-baru ini disebutkan jika munculnya sariawan menjadi gejala baru COVID-19. Meski laporan tersebut masih perlu dikaji lebih dalam, munculnya sariawan di mulut berkaitan erat dengan kondisi tubuh seseorang.

“Prinsipnya secara keseluruhan sariawan terkait dengan kondisi mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ungkap Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dr. Irna Sufiawati, drg., Sp.PM., Kamis (4/2).

Menurutnya, gejala sariawan pada pasien COVID-19 tidak sekhas infeksi virus lain. Contohnya, infeksi cacar yang menyebabkan munculnya sariawan hanya di satu sisi mulut, atau infeksi virus herpes yang memunculkan sariawan kecil-kecil dalam jumlah banyak di dalam mulut.

Selain itu, sariawan pada pasien COVID-19 juga tidak spesifik. Artinya, tampilan sariawannya sama dengan pasien yang tidak terpapar COVID-19, atau mirip dengan sariawan berjenis stomatitis aftosa rekuren. “Sekarang banyak stomatitis ditemukan pada pasien COVID-19, baik pada pasien yang sering terkena stomatitis atau yang tidak ditemukan riwayat pernah terkena stomatitis,” ujarnya.

Oleh karena itu, Irna merespons bahwa sariawan pada pasien COVID-19 dipicu dari kondisi tubuh. Ada tiga penyebab utama munculnya sariawan pada penderita COVID-19. Pertama diakibatkan kondisi badai sitokin.


Sitokin merupakan protein yang dihasilkan dari sistem kekebalan tubuh sebagai respons apabila tubuh mengalami infeksi. Perilaku sitokin yang banyak keluar diistilahkan dengan badai sitokin.

Saat melawan infeksi virus corona, badai sitokin ini yang menyebabkan terjadinya demam tinggi, sesak napas, diare, hingga memicu peradangan pada tubuh, salah satunya adalah munculnya sariawan. Penyebab kedua adalah akibat stres berlebih.

Meningkatnya hormon kortisol akibat stres akan berdampak pada penurunan imunitas. Praktis, kerja sistem imun yang terganggu akan mudah memicu lahirnya sariawan. “Penderita COVID-19 yang mengalami stres luar biasa bisa memicu hormon tadi menyebabkan sariawan,” imbuhnya.

Penyebab ketiga bisa diakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada pengidap COVID-19. Kurangnya asupan nutrisi sehari-hari akibat susah makan atau minum juga akan menimbulkan sariawan.

Selain sariawan, masih ada sejumlah kelainan lain pada mulut karena dipicu oleh COVID-19. Salah satunya diakibatkan dari proses terapi dan tindakan perawatan medis untuk pasien COVID-19.

Selain sariawan berbentuk stomatitis, pasien COVID-19 juga rentan mengalami kelainan lidah, antara lain lidah pecah-pecah (fissure tongue), munculnya bercak merah dan putih seperti sebuah peta (geographic tongue) hingga munculnya lapisan tebal atau plak pada lidah.

Sementara pada rongga mulut, pasien juga bisa mengalami bercak merah pada rongga mulut, air liur yang menjadi kental, rongga mulut berjamur, infeksi virus herpes, serta kelainan nonspesifik seperti munculnya bercak kemerahan di sekitar amandel. “Gejala ini mungkin bisa muncul sebagai koinfeksi atau manifestasi sekunder dari penyakit sistemik yang menyertainya,” kata Irna.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait