Tak Main-Main! RI Catat Kematian Anak Akibat Corona Tertinggi di Asia Pasifik
Nasional

Tak hanya mencatat kasus aktif COVID-19 tertinggi, Indonesia juga melaporkan situasi gawat tingginya kasus kematian yang menimpa anak akibat terinfeksi virus corona.

WowKeren - Kasus aktif virus corona di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia, bahkan salah satu yang tertinggi di dunia. Selain itu, kasus COVID-19 pada anak di Tanah Air juga menjadi sorotan tajam.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan angka kematian anak akibat positif COVID-19 menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Berdasarkan data IDAI, setidaknya 8-10 persen anak yang terinfeksi virus corona di Indonesia meninggal dunia setiap minggu.

Ketua Umum IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan SpA lantas mengkritik pemerintah yang kurang perhatian terhadap anak selama pandemi. Hal ini diungkapkan saat melakukan rapat visual dengan Wakil Ketua KPCPEN Luhut Pandjaitan, pada Kamis (4/2) lalu.

”Saya menghargai pertemuan hari ini, tapi satu hal mereka enggak mau ke ranah anak,” kata Aman dalam rapat tersebut seperti dilansir dari Kumparan, Senin (8/2). “Jadi semuanya tak ngomong anak.”

”Anak itu setiap minggu masih tinggi kasusnya, masih 8-9 persen, kadang 10 persen,” sambungnya. “Dan juga angka kematian kita paling tinggi (di ASEAN dan Asia Pasifik).”


Dalam kesempatan ini, Aman juga menyoroti tes PCR yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, tes PCR masih belum menyasar ke semua kelompok umur sehingga sedikit anak yang menjalani tes COVID-19.

Testing pada anak di beberapa daerah ini tidak dilakukan bahkan hanya dilakukan di atas 12 tahun,” jelas Aman. “Bayi dan anak ini harus di-testing, Pak. Cucu saya 5 tahun.”

Pemerintah juga diminta untuk mengawasi aturan anak di atas 2 tahun wajib memakai masker saat keluar rumah. IDAI menyebut lebih baik anak-anak tidak boleh keluar rumah dulu jika bukan karena urusan yang mendesak demi keamanan.

”Mohon kalau bisa Pak Doni dengan tim, saya rasa ini Kemenkes, jadi anak semuanya masih ada ke mal dan lain-lain,” saran Aman. “Kita lihat anak masih di mana-mana. Nanti bagaimana atasi situasi anak di rumah dan bagaimana, kita bersedia untuk nanti memberikan asupan.”

”Kalau semuanya ini dilakukan saya rasa ini sangat membantu,” sambungnya. “Dan satu lagi, kalau ada anak yang positif itu tetap diekstraporasi 30 kali, Pak, harusnya testing dan tracing-nya.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait