Dihantam Pandemi, Hotel Hingga Kos-kosan 'Gulung Tikar' di Yogyakarta Dijual Online
Nasional

Pandemi virus corona (COVID-19) membuat banyak hotel dan kos-kosan di Yogyakarta gulung tikar. Para pengusaha pun akhirnya menjual hotel dan kos-kosan tersebut secara online.

WowKeren - Selama pandemi virus corona (COVID-19), industri pariwisata dan hotel menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Tak sedikit hotel-hotel yang gulung tikar lantaran tak ada pengunjung.

Seperti yang terjadi di Yogyakarta, dimana puluhan hotel mulai berguguran dan terancam bangkrut. Tak kuat menanggung beban operasional, para pengusaha pun mulai menjual hotel dan restoran mereka via online.

Tak cuma hotel, bahkan juragan kos-kosan pun melakukan hal serupa. Ribuan kos-kosan di Yogyakarta nampak ditawarkan di lapak online, harga yang ditawarkan pun beragam mulai Rp 1 miliar hingga Rp 12 miliar.

Sepinya kos-kosan dikarenakan sebagian mahasiswa yang menempuh pendidikan di sana, juga telah lama pulang ke daerah masing-masing. Adapun rata-rata harga tertinggi banyak dijual kos eksekutif walaupun banyak juga yang diobral murah.

Dihantam Pandemi, Hotel Hingga Kos-kosan \'Gulung Tikar\' di Yogyakarta Dijual Online

Istimewa


Salah satu pengusaha kos-kosan di daerah Condong Catur, Yogyakarta Hanggoro Suwignyo menyebutkan jika penjualan kos-kosan lewat lapak online terus meningkat karena bangkrut hingga menyambung hidup. "Itu pilihan terakhir, pertama menanggung rugi dan kedua buat menyambung hidup. Lha mau gimana lagi soalnya kondisinya memang berat," ungkapnya, Minggu (7/2).

Sebelumnya, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan saat ini sudah 50 hotel dan restoran yang tutup lantaran tak kuat menanggung beban operasional. Kondisi ini semakin sulit lantaran mereka memang sudah berupaya menambal biaya operasional sejak 10 tahun terakhir.

"171 hotel dan resto masih beroperasi terengah-engah," ujarnya, Rabu (3/2). "Yang 100-an memang memutuskan tidak beroperasi tapi menunggu COVID-19 ini. Yang 50 menyatakan mati."

Berdasarkan hasil penelusuran PHRI Yogyakarta, diketahui sejumlah hotel sudah mulai ditawarkan lewat marketplace. Ini dilakukan untuk mendapatkan dana membayar gaji hingga pesangon karyawan.

"Mereka menyatakan sudah tidak kuat karena beban operasionalnya tinggi," paparnya. "Biaya disinfektan harus continue, PLN, gaji karyawan, BPJS, pajak. Ini yang memberatkan mereka, jalan satu-satunya ya menawarkan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru