Gubernur BI Sentil Bunga Kredit 'Selangit' di Bank BUMN, Dirut BRI Bilang Begini
Pxhere
Nasional

Menanggapi 'sentilan' Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo soal bunga kredit perbankan yang masih tinggi, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso angkat bicara.

WowKeren - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sempat menyinggung soal bunga kredit perbankan yang masih tinggi. Padahal, pihaknya sudah menurunkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate hingga level 3,5 persen.

Penurunan suku bunga acuan tersebut dinilai sangat lambat pengaruhnya karena bank-bank masih menerapkan bunga kredit yang tinggi. Data BI menyebutkan suku bunga dasar kredit (SBDK) yang paling tinggi ada di bank-bank BUMN.

Menanggapi "sentilan" Perry, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso angkat bicara. Menurut Sunarso, pernyataan Perry tersebut bertujuan menumbuhkan ekonomi dengan mendorong pertumbuhan kredit.

"Sasarannya adalah menumbuhkan GDP, menumbuhkan ekonomi," jelas Sunarso dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2021 pada Kamis (25/2). "Salah satunya dengan menumbuhkan kredit."


Lebih lanjut, Sunarso mengakui bahwa upaya untuk menumbuhkan kredit bisa dilakukan dengan cara menurunkan suku bunga kredit. Namun menurutnya masih ada beberapa cara lain yang bisa diambil.

"Untuk menumbuhkan kredit itu salah satunya memang dengan menurunkan suku bunga," ungkap Sunarso. "Tapi masih ada salah dua salah tiga dan lain-lain yang perlu dioskrestasi."

Oleh sebab itu, Sunarso menilai perlunya mendorong faktor lain selain menurunkan suku bunga kredit di perbankan jika ingin menumbuhkan kredit. "Jadi kata kuncinya adalah mengoskrestasi semua faktor, semua variabel yang bisa mendorong pertumbuhan kredit yang bisa mendorong pertumbuhan kredit," jelas Sunarso.

Sebelumnya, anggota Komisi XI DPR RI Fathan Subchi juga sempat menyoroti bunga kredit perbankan yang masih tinggi. Menurut Fathan, pihak Komisi XI bahkan telah menyampaikan kritik ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Apa ada yang salah atau memang situasinya belum memungkinkan, demand-nya belum ada, ini perlu dipertajam juga oleh BKF, BI, OJK," tutur Fathan dalam webinar pada Rabu (24/2). "Kita cari analisanya, kenapa suku bunga sudah diturunkan tapi di bawah sektor riil masih mengatakan mencari kredit juga susah, bank juga mengatakan likuiditas menumpuk tidak ada permintaan. Ini di mana missing link-nya itu, fungsi intermediasi bank di mananya. Apakah ini semacam sistem yang dikelola secara diam-diam atau gimana."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru