Tepat Setahun, Begini Kilas Balik Perjalanan Pengendalian Wabah COVID-19 di RI
Pixabay
Nasional

Indonesia tepat setahun dikepung pandemi COVID-19 per Selasa (2/3) hari ini. Lantas seperti apa upaya Indonesia melepaskan diri dari wabah selama setahun belakangan?

WowKeren - Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan kala itu, Terawan Agus Putranto resmi mengumumkan kasus perdana COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Dan per Selasa (2/3) hari ini menandai tepat setahun pandemi COVID-19 "menemani" Indonesia.

Setahun dikepung pagebluk, Indonesia tampaknya belum ada tanda-tanda bisa mengatasinya. Tentu hal ini pun tak lepas dari bagaimana strategi pemerintah ditambah dengan kontribusi masyarakat dalam mengatasi wabah yang ada.

Untuk itulah, WowKeren hadir dengan kilas balik keberjalanan pandemi COVID-19 di Tanah Air selama setahun ke belakang. Seperti apa? Simak selengkapnya berikut ini.

(wk/elva)

1. Dari 2 'Beranak' Sampai 1,3 Juta Lebih Kasus COVID-19


Dari 2 'Beranak' Sampai 1,3 Juta Lebih Kasus COVID-19
BPMI Setpres/Lukas

Ketika pertama kali diumumkan ke publik, jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi hanya 2 orang. Namun setahun berlalu, kini total kumulatif kasusnya mencapai 1.341.314 dengan tambahan harian pernah mencapai rekor 14.518 orang.

Tentu hal ini tak lepas pula dari tanggapan publik yang awalnya cukup meremehkan, yang mirisnya juga sempat ditunjukkan oleh pejabat publik. Hingga kini disiplin mematuhi protokol kesehatan demi mengendalikan wabah pun masih terus dikampanyekan oleh pemerintah dan sejumlah pihak.

2. Panic Buying Berujung Harga Masker Sempat 'Terbang'


Panic Buying Berujung Harga Masker Sempat 'Terbang'
Pxhere

Di tengah tambahan kasus yang kian hari meningkat, isu Indonesia akan mengikuti langkah negara lain untuk lockdown sempat mengemuka. Hal ini pun memicu kenaikan harga komoditas keperluan masyarakat hingga panic buying.

Fenomena panic buying ini juga bukan hanya terjadi untuk keperluan sehari-hari tetapi juga alat protokol kesehatan seperti masker dan hand sanitizer. Bahkan ketika awal pandemi merebak, harga masker, hand sanitizer, sampai sabun cuci muka sempat melonjak hingga 10 kali lipat lebih dari harga normal.

3. Indonesia 'No Lockdown Club' dan Pilih Terapkan Ini


Indonesia '<i>No Lockdown Club</i>' dan Pilih Terapkan Ini
wikimedia.org/Rhmtdns

Namun Indonesia rupanya memilih jalur berbeda dengan tidak melirik sama sekali opsi lockdown hingga menjadi kontroversi tersendiri. Presiden Jokowi sendiri tegas menilai lockdown dalam skala nasional tidak diperlukan dan sebaiknya fokus untuk mengendalikan wabah di lingkup yang lebih kecil.

Setidaknya begitulah semangat yang coba ditunjukkan pemerintah lewat berbagai program seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga yang terbaru pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang kini sudah mencapai level rumah tangga. Berbagai pembatasan kegiatan pun dilakukan, termasuk mengimbau untuk beribadah, belajar, dan bekerja dari rumah.

4. Imbas Pandemi: Liburan Hingga Cuti Bersama Dipangkas!


Imbas Pandemi: Liburan Hingga Cuti Bersama Dipangkas!

Meski tak memberlakukan pembatasan ketat, pemerintah memutuskan untuk meminimalisir peluang masyarakat untuk beraktivitas, yakni dengan menghapus cuti bersama. Bahkan sampai 2021 ini jatah cuti bersama kembali dihapus dengan harapan masyarakat tak memiliki banyak kesempatan untuk melakukan mobilitas tinggi yang berpotensi meningkatkan penularan COVID-19.

Sayangnya, bukan cuma cuti, pada 2020 silam tunjangan hari raya (THR) serta gaji ke-13 pun ikut dipotong akibat pandemi COVID-19. Bagaimana dengan 2021? Sejauh ini pemerintah mengaku sudah mengalokasikan dana meski belum jelas bagaimana kepastiannya nanti.

5. Pemerintah Ulur Tangan Beri Stimulus Terdampak COVID-19


Pemerintah Ulur Tangan Beri Stimulus Terdampak COVID-19
kemensos.go.id

Ada beragam jenis stimulus yang diberikan pemerintah bagi masyarakat. Yang dipastikan berlanjut ke 2021 adalah Kartu Pra Kerja serta subsidi kuota internet demi menyukseskan program pembelajaran jarak jauh.

Sedang di tahun 2020 kemarin ada beragam bantuan, termasuk bansos yang kekinian malah dikorupsi para tikus berdasi, hingga subsidi gaji untuk pekerja swasta. PLN juga rutin memberikan subsidi untuk tarif listrik, hingga berbagai diskon pajak yang diberikan pemerintah.

6. Menuju 'Sayonara' Wabah COVID-19: Vaksin, Obat, sampai Plasma Konvalesen


Menuju 'Sayonara' Wabah COVID-19: Vaksin, Obat, sampai Plasma Konvalesen
Pixnio

Diperlukan intervensi untuk bisa mengendalikan pandemi COVID-19. Yang sedang sangat digadang-gadang pemerintah saat ini adalah vaksinasi yang sudah memasuki tahap kedua.

Namun sampai saat ini belum ada obat dan metode penyembuhan yang benar-benar spesifik untuk mengatasi infeksi virus Corona. Kendati demikian, donor plasma konvalesen dari penyintas COVID-19 masih menjadi pilihan pertama untuk membantu menyembuhkan pasien positif.

7. 'Drama' Menkes Menghilang Sampai Digantikan Non-Dokter


'Drama' Menkes Menghilang Sampai Digantikan Non-Dokter
sehatnegeriku.kemkes.go.id

Sejak awal wabah menyerang, kinerja eks Menkes Terawan memang menjadi sorotan. Banyak yang menilai Terawan tidak cekatan dalam menghadapi wabah yang perlahan-lahan menginfeksi banyak nyawa di Indonesia.

Di tengah berbagai kritikan, Terawan mendadak menghilang sampai menjadi "drama" tersendiri. Hingga pada 22 Desember 2020 Presiden Jokowi menggantikan Terawan dengan eks Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin.

8. Metode Deteksi COVID-19 Makin Beragam


Metode Deteksi COVID-19 Makin Beragam
ugm.ac.id/ristekbrin.go.id

Bergantinya sosok Menkes bukan berarti upaya pengendalian wabah jadi tidak berkesinambungan. Sejumlah proyek, terutama dalam bidang deteksi dan skrining, yang digagas sejak era Terawan terus berlanjut hingga menelurkan 2 karya inovatif yakni GeNose dan i-Nose.

GeNose mendeteksi COVID-19 dari embusan napas, sedangkan i-Nose memakai bau keringat. Namun yang pasti keduanya tetap bersifat sebagai skrining awal pasien COVID-19 dengan hasil yang akurat serta valid hanyalah menggunakan swab PCR. Selain itu kini juga ada metode skrining rapid test antibodi dan antigen.

9. Setahun Pagebluk, Indonesia Masih 'Juara' Dari Segi Tingkat Kematian


Setahun Pagebluk, Indonesia Masih 'Juara' Dari Segi Tingkat Kematian
wikimedia.org/Mstyslav Chernov

Indonesia sejauh ini masih menjadi yang teratas terutama dari segi tingkat kematian COVID-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara spesifik menyoroti tingkat kematian COVID-19 di kalangan tenaga kesehatan yang tertinggi se-Asia.

Dilansir dari covid19.go.id, sebanyak 2,7 persen kasus terkonfirmasi COVID-19 dilaporkan meninggal dunia atau sekitar 36.325 jiwa. Sedangkan untuk kesembuhannya sudah mencapai 85,9 persen atau setara 1.151.915 orang.

Setahun pandemi COVID-19 dan Indonesia tampaknya masih harus banyak berbenah. Namun tentu saja selalu ada asa untuk bisa segera terbebas dari wabah, yang hanya bisa diwujudkan dengan kepatuhan melakukan protokol kesehatan.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait