Wajibkan Wisatawan Asing Jalani Tes Swab Anal, Tiongkok Tuai Kritikan Keras
Unsplash/JC Gellidon
Dunia

Aturan tes usap (swab test) anal yang diwajibkan untuk wisatawan asing yang ingin memasuki wilayahnya baru-baru ini menuai kritikan dari berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

WowKeren - Tiongkok mewajibkan wisatawan yang akan berkunjung ke wilayahnya untuk menjalankan tes usap (swab test) anal untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). Beberapa dokter diTiongkok mengatakan tes swab dilakukan untuk menangkap pembawa virus corona yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang mengembangkan gejala ringan tetapi pulih dengan cepat.

Menurut mereka, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan. "Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini," kata dokter penyakit menular di China, Li Tongzeng kepada CNN.

Li Tongzeng menambahkan, para peneliti mengungkapkan pada beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nukleat positif bertahan lebih lama pada tinja dan tes usap anal mereka dibandingkan pada saluran pernapasan bagian atas. "Oleh karena itu, menambahkan tes usap anal dapat meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," terangnya.

Tak hanya wisatawan, rupanya sejumlah warga Tiongkok juga diwajibkan menjalankan tes usap ini. Bahkan pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik itu di anal maupun hidung.


Namun, pemberlakuan tes swab anak yang diwajibkan oleh Tiongkok itu rupanya menuai protes dari berbagai negara. Salah satunya dari Jepang.

Dikutip dari Livescience, Senin (8/3), pejabat di Jepang mengeluh karena warga negaranya yang tiba di Tiongkok dan menjalani tes mengalami sakit psikologis yang hebat. Keluhan juga datang dari beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes ini.

Bahkan wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan bukan melalui feses. Apabila tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka argumennya berlanjut menjadi tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.

"Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," tegas Yang.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru