Ini Alasan Kelompok Hakekok Diduga Aliran Sesat Ritual Mandi Telanjang Bareng, Demi Dijanjikan Kaya?
Pixabay/DanaTentis
Nasional

Sebanyak 16 orang dari kelompok ajaran Hakekok diringkus kepolisian karena melakukan ritual berendam telanjang bersama di Pandeglang, Banten, yang ternyata demi alasan ini.

WowKeren - Kamis (11/3) kemarin Indonesia dihebohkan dengan aksi sekelompok warga yang berendam telanjang bersama di sebuah rawa di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Atas aksi itulah kepolisian setempat lantas meringkus 16 pelakunya dan menelusuri motif di balik ritual yang diduga terkait aliran sesat tersebut.

Belakangan terungkap pula nama ajaran yang mereka anut, yakni Hakekok atau Balatasutak. Dan kekinian terungkap pula bahwa ajaran itu melakukan komitmen dengan Imam Mahdi dan dijanjikan kaya raya.

Namun ritual mandi bersama yang tak memandang jenis kelamin serta usia itu sendiri dilakukan demi menyucikan diri. Pasalnya janji kaya dari Imam Mahdi yang disebutkan sang pemimpin kelompok sudah bertahun-tahun tak terbukti.

"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia Pandeglang, Hamdi Ma'ani. "Bebersih dan bubar."

Niatan bubar ini pun bukan sekadar isapan jempol menurut Hamdi. Sebab dalam pernyataannya, sang pemimpin kelompok ternyata telah menyatakan diri ingin bertobat.


"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina," tutur Hamdi, dikutip dari Kompas Regional, Sabtu (13/3). "Ingin tobat."

Ketua MUI Banten AM Romly juga ikut menanggapi kelompok Hakekok itu dan menegaskannya sebagai ajaran yang menyimpang dari agama. "Jelas kalau mandi ramai-ramai, telanjang, kalau di ajaran agama sesat sudah. Kalau ramai-ramai di tempat pemandian sudah di luar syariah," tegas Romly.

Namun rupanya ajaran Hakekok ini sudah ada sejak dulu, meski pengikutnya tidak sebanyak sekarang. "Di setiap daerah ada, cuma timbul tenggelam tidak banyak pengikutnya," kata Romly.

Soal timbulnya ajaran semacam ini, disebutkan Romly biasanya karena faktor ekonomi dan kurangnya pemahaman agama. Karena itulah, MUI selanjutnya akan membina para pelaku ajaran Hakekoh itu.

"Orang yang berkeyakinan pada ajaran itu (menempuh) berbagai cara untuk cari pengikut, (termasuk) dengan iming-iming," terang Romly. "Polri menangani ini supaya tidak timbul keresahan, MUI tindak lanjut pembinaan."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait