Keempat jenis vaksin yang tengah dikaji untuk program ini meliputi Sinopharm, Novavax, Moderna, dan Sputnik V. Lantas bagaimana hasil uji klinis keempat merek tersebut?
- Elvariza Opita
- Rabu, 17 Maret 2021 - 15:57 WIB
WowKeren - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito sudah mengungkap 4 jenis vaksin COVID-19 yang kemungkinan digunakan untuk Vaksinasi Mandiri di Indonesia. Program yang diberi nama Vaksin Gotong Royong ini sedianya melibatkan pihak swasta dan difokuskan untuk para pekerja serta keluarganya.
Keempat merek yang tengah dikaji untuk digunakan di program Vaksin Gotong Royong adalah Sinopharm, Novavax, Moderna, dan Sputnik V. Sinopharm produk Tiongkok, Novavax dan Moderna dari Amerika Serikat, sedangkan Sputnik V dari Rusia.
Lantas dari keempat jenis vaksin ini, mana yang sejatinya lebih mumpuni? Mungkin perkara efektivitas dan kemanjuran vaksin sangat dipengaruhi oleh tingkat kekebalan tubuh seseorang, namun ada baiknya jika masyarakat juga membandingkan seberapa baik nilai efikasi tiap jenis vaksin ini.
Karena itulah, WowKeren sudah merangkum soal efikasi dan perkembangan masing-masing merek vaksin. Berikut selengkapnya.
1. Sinopharm
Efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin Sinopharm yang pusat pengembangannya berlokasi di Provinsi Hubei, Tiongkok ini mencapai 72,51 persen. Demikianlah yang disampaikan pengembang vaksin kepada media pada 24 Februari 2021 silam.
Untuk keperluan uji klinisnya, vaksin Sinopharm melakukan uji klinis fase III mulai 16 Juli 2020 di beberapa negara termasuk Uni Emirat Arab. Dan hasilnya, antibodi dari vaksin Sinopharm diklaim 99,06 persen mampu menetralisir paparan virus Corona.
2. Novavax
Data akhir uji klinis vaksin Novavax, NVX-CoV2373, diklaim efektif 96,4 persen dalam melawan paparan virus Corona yang menimbulkan gejala sedang hingga berat. Bahkan kandidat vaksin ini juga diklaim menunjukkan 100 persen perlindungan terhadap gejala berat COVID-19 hingga menurunkannya ke level gejala ringan atau sedang.
Hasil akhir vaksin Novavax pun menunjukkan bagaimana kinerjanya terhadap virus Corona mutasi Afrika Selatan yang disebut-sebut jauh lebih berbahaya daripada varian B117 asal Inggris. Sebab virus varian ini diklaim kebal terhadap vaksin.
Hal ini pun tampaknya terbukti dari nilai efikasi Novavax yang turun cukup tajam sampai 55,4 persen. Kendati demikian, angka ini tercatat pada kelompok relawan yang positif COVID-19 dengan infeksi varian Afrika Selatan sekaligus negatif HIV.
3. Moderna
Seperti Novavax, Moderna yang juga dikembangkan di AS ini memiliki efikasi sampai 94,1 persen berdasarkan hasil uji klinis terhadap 30.240 relawan dewasa pada 2020. Sedangkan untuk efektivitas vaksin mencegah penerimanya terinfeksi virus Corona juga cukup tinggi, yakni sampai 88,7 persen.
Lantas bagaimana keampuhannya dalam melawan varian baru virus Corona? Mengutip pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia, vaksin Moderna menunjukkan aktivitas yang cukup baik dalam melawan virus yang telah bermutasi tersebut.
4. Sputnik V
Secara tak terduga merek Sputnik V kembali muncul usai cukup lama seperti "tak tersentuh" pemerintah Indonesia. Vaksin asal Rusia ini sendiri diklaim memiliki tingkat efikasi sampai 91,6 persen.
Kendati demikian, BPOM juga menegaskan bahwa merek Sputnik V masih dalam tahap pembicaraan lebih lanjut terkait dengan keperluan vaksinasi mandiri di Indonesia. "Tugas BPOM menjamin keamanan mutu, bukan berarti hasil penilaian BPOM itu pasti dibeli," tegas Penny.
(wk/elva)