Sultan DIY Dorong Pembelajaran Tatap Muka Tingkat SMA/SMK Ketimbang Perguruan Tinggi, Ini Alasannya
Nasional

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap agar pembelajaran tatap muka pada tingkat SMA/SMK didahulukan ketimbang Perguruan Tinggi (PT). Penasaran kenapa?

WowKeren - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X ingin pembelajaran tatap muka diterapkan pada tingkat SMA/SMK terlebih dahulu daripada Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan murid SMA/SMK didominasi oleh warga lokal, tidak seperti di Perguruan Tinggi yang memiliki banyak mahasiswa pendatang.

"Mungkin malah (tatap muka) SMA lebih dulu (dibuka), yang itu jelas orang lokal. Kita pertimbangkan betul, jangan asal, naik (kasus Corona) jadi masalah baru," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (19/3).

Sultan berpendapat bahwa membuka pintu untuk pendatang di tengah pandemi COVID-19 cukup membahayakan. "Mahasiswa belum memungkinkan karena dari luar daerah, karena luar daerah baru naik (kasus Coronanya)," imbuhnya.

Kendati demikian, Sultan akan mematuhi arahan pemerintah pusat terkait pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh. "Nanti secara bertahap itu bisa kita atur, tapi kita tetap harus ikut dari bagian itu (PPKM)," tandasnya.


Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya menyatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Rencananya, pemerintah setempat akan mulai melakukan uji coba pada bulan April mendatang.

Dalam uji coba tersebut, Disdikpora Yogyakarta telah menunjuk sepuluh sekolah yang terdiri dari lima SMA dan lima SMK. "Saat ini sepuluh sekolah tersebut untuk guru-guru atau tenaga pendidiknya atau TU sudah dilakukan vaksinasi. Proses vaksinasi hari ini juga," jelas Didik.

Menurut Didik, kesepuluh sekolah tersebut telah melengkapi sejumlah pendataan seperti tempat tinggal, jenis transportasi yang digunakan hingga informasi tentang kesehatan. "Data-data guru, mereka berangkat dari mana, menggunakan kendaraan apa, tinggal di zona apa. Terus mereka punya penyakit komorbid atau tidak, sekolah itu sudah punya data-data itu," paparnya.

Selain itu, sekolah juga akan menyediakan sejumlah fasilitas pendukung untuk mencegah penularan COVID-19 saat pembelajaran tatap muka. Mulai dari alat pelindung diri berupa masker maupun face shield, tempat cuci tangan, hand sanitizer hingga jalur keluar-masuk yang aman.

Tempat duduk para murid juga diatur sedemikian rupa agar tidak berdekatan dengan satu sama lain. Begitupun dengan kapasitas murid yang hadir juga dibatasi maksimal 50 persen dari total murid di setiap kelasnya. "(Uji coba tatap muka) paling hanya tiga jam itu saja, misal jam 07.00-10.00, terus yang shif kedua jam 09.00-12.00, dan itu modifikasi," pungkas Didik.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait