Viral Cabai Rawit Dicat di Banyuwangi, Bagaimana Cara Warga Agar Tak Tertipu?
Pxhere
Nasional

Sebuah video yang memperlihatkan cabai yang diduga dicat viral di media sosial Facebook beberapa waktu. Diketahui, peristiwa dalam video itu terjadi di Kota Banyuwangi, Jawa Timur.

WowKeren - Sebuah video yang memperlihatkan cabai yang diduga dicat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut terlihat aktivitas seseorang sedang menumis cabai rawit.

Cabai yang sedang ditumis mengeluarkan cairan berwarna oranye kemerahan. Lama-lama cairan itu terlihat semakin mengental.

Video yang diunggah oleh akun Agung Emfet Putra Blambangan di Facebook itu sontak saja menjadi viral di kalangan netizen. Disebutkan jika peristiwa tersebut terjadi di Banyuwangi.

Lantas, bagaimana caranya agar pembeli tidak tertipu dengan cabai palsu tersebut?

Dinas Pertanian Jawa Timur menyarankan para pembeli atau konsumen untuk memilih cabai rawit dengan ketentuan berikut. "Saran kami bagi konsumen bila mengkonsumsi buah cabai segar, cabai rawit yaitu pilihlah buah cabai yang sehat dengan kriteria antara lain bentuknya utuh, padat, berwarna mengkilat (90 Persen masak), tidak berbau bahan kimia, dan warna buah cukup jelas tidak samar-sama," ujar Kadis Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo, Senin (22/3).


Menurut Hadi, ada beberapa kriteria lain agar pembeli atau konsumen tidak salah dalam membeli cabai. "Warna cabai rawit tergantung varietasnya lazimnya bila sudah matang menjadi merah, ada pula yang hijau," imbuhnya.

"Bila sudah masak penuh, warnanya merah tua mengkilat atau hijau tua," sambungnya. "Warna merah atau hijau tersebut merata. Bila diberi pewarna, umumnya bila dipegang-pegang warna tersebut akan luntur."

Sebelumnya diberitakan jika seorang pedagang sayur keliling bernama Suryati (73) membeli cabai rawit dari pedagang sayur keliling (Mlijo) Rp 11 ribu/ons. Novi Hanifah (29), salah satu keluarga dari Suryati, cabai dicat tersebut saat dimasak berbau menyengat.

Bau menyengat ini keluar saat cabai sedang ditumis dengan minyak goreng panas. Semakin diaduk, cabai tersebut luntur. Seperti mengeluarkan cairan berwarna oranye.

Meski telah ditipu, Suryati menolak tawaran ganti rugi yang ditawarkan oleh penjual sayur keliling yang menjual cabai palsu itu. Menurutnya, peristiwa tersebut cukup untuk dijadikan sebagai pembelajaran saja. Agar setiap masyarakat waspada saat mengkonsumsi apapun.

"Cuman kehilangan Rp 11 ribu saja saya beneran tidak apa-apa. Saya kan beli dan uang itu rezekinya yang menjual. Saya tidak ada penyesalan," kata Suryati, Senin (22/3). "Yang penting semua selamat, tidak sampai memakan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru