Makin Canggih! Italia Siapkan Deteksi COVID-19 Lewat Suara Batuk, Akurat?
Pixabay
Dunia

Peneliti Italia menggunakan kecerdasan buatan untuk merancang alat deteksi COVID-19 berbasis suara berbicara atau batuk seseorang. Begini penjelasan selengkapnya.

WowKeren - Selain vaksin dan obat, metode deteksi COVID-19 pun terus dikembangkan. Kali ini bahkan peneliti Italia mengembangkan metode deteksi COVID-19 berdasarkan suara bicara dan atau batuk seseorang.

Adalah perusahaan perangkat lunak Neosperience yang mengembangkan metode menakjubkan tersebut. Bahkan Presiden Neosperience Dario Melpignano mengklaim sistem yang dikembangkan perusahaannya mampu mendeteksi karakter masing-masing suara dari penyakit pernapasan dengan akurasi mencapai 80 persen.

Lebih jauh dijelaskan, proyek ini dikembangkan dengan sejumlah partner dan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI). Kecerdasan buatan itu kemudian ditanamkan pada sebuah platform bertajuk Neosperience Health Cloud yang sebelumnya sudah digunakan untuk menganalisis citra sinar X dada.

"Ini baru permulaan dari proyek dengan potensi yang luar biasa besar," tutur CEO Capsula, Alessandro Nizardo Chailly, selaku perusahaan partner Neosperience dalam mengembangkan metode futuristik ini. "Karena proses semacam ini bisa efektif untuk dijadikan tes skrining."


Harapannya, model perekaman dan analisis semacam ini bisa membantu dalam mendeteksi serta mendiagnosis berbagai penyakit ke depannya. Termasuk yang disebabkan oleh patogen-patogen yang berpotensi menjadi wabah, demikian yang disampaikan Penasihat Ilmiah Capsula Giuseppe Andreoni.

Pengembangan metode skrining ini pun tampaknya disambut baik oleh para pelaku pasar. Pasalnya saham-saham Neosperience dilaporkan mengalami peningkatan nilai sampai 13,5 persen pada Selasa (23/3) sehingga kini nilainya mencapai EUR6.50 per lembar.

Berbagai metode deteksi dini COVID-19 memang terus dikembangkan di berbagai belahan dunia. Kalau di Indonesia sendiri saat ini tengah dikembangkan skrining COVID-19 dengan menggunakan bau keringat. Diberi nama i-Nose C-19, metode tes yang dikembangkan Guru Besar ITS Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno, M.Sc., Ph.D., tersebut hanya dibanderol Rp10 ribu dengan hasil pemeriksaan keluar dalam 2,5-3 menit.

Sedangkan di beberapa negara lain tengah dikembangkan metode deteksi COVID-19 dengan memakai anjing pelacak. Metode ini menurut Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono bahkan lebih efektif ketimbang memakai GeNose yang menggunakan embusan napas.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru