Satgas Sebut Pasien COVID-19 Laki-Laki Lebih Berisiko Meninggal Daripada Perempuan, Kenapa?
Pixabay
Nasional

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pasien COVID-19 laki-laki lebih berisiko meninggal jika dibandingkan dengan perempuan. Berikut penuturan lengkapnya.

WowKeren - Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa kelompok pria lebih berisiko meninggal karena virus Corona jika dibandingkan dengan para wanita. Pernyataan ini didasarkan pada hasil analisis kematian Corona yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan jumlah komorbid.

"Dari data yang kita analisis, terlihat bahwa laki-laki ini rupanya 1,4 kali lebih berisiko untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibanding perempuan," kata Wiku dalam webinar bertajuk "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia", Kamis (25/3).

Wiku menjelaskan bahwa risiko kematian juga dipengaruhi oleh jumlah komorbid yang diderita pasien COVID-19. Semakin banyak komorbid yang ada, maka risiko meninggal pasien tersebut akan semakin tinggi.

"Mengingat di masyarakat ini komorbid ternyata tidak single. Ada yang cuma punya satu, ada yang punya dua, dan lebih dari tiga ternyata risiko angka kematiannya juga tinggi itu," jelas Wiku.


"Satu komorbid berisiko 6,5 kali lipat meninggal dunia (saat terinfeksi COVID-19), dibanding orang yang tidak punya komorbid. Begitu juga dengan dua komorbid berisiko 15 kali lipat, sementara 3 komorbid 29 kali lipat," sambungnya.

Wiku meminta masyarakat untuk mewaspadai hasil analisis tersebut, khususnya mereka yang memiliki komorbid lebih dari satu. Terlebih karena tingkat kematian pasien COVID-19 di Indonesia berada di angka 2,7 persen, lebih tinggi dari rata-rata dunia yakni 2,2 persen.

Maka dari itu, Wiku mengimbau masyarakat mendukung upaya penanganan Corona oleh pemerintah. Di antaranya adalah mensukseskan gerakan vaksinasi COVID-19 serta melindungi para penderita komorbid. Dengan begitu, pandemi virus Corona di Tanah Air akan terkendali.

"Jadi aspek kematian menjadi hal yang sangat kunci. Kalau tadi lihat angka kematiannya relatif masih lebih tinggi daripada di dunia. Kalau kita ketahanan masyarakatnya tinggi, artinya tidak memiliki komorbid, pasti potensi untuk yang meninggalnya juga semakin kecil. Penanganan di rumah sakit juga harus lebih baik," pungkas Wiku.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait