Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menjelaskan proses pembangunan Istana Presiden di ibu kota baru, akan diawali dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking.
- Nidya Putri
- Senin, 29 Maret 2021 - 14:53 WIB
WowKeren - Pemerintah berencana memulai pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2021 ini. Infrastruktur yang akan dibangun pertama ialah Istana Presiden.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, proses pembangunannya akan diawali dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking. Selain Istana Presiden, rencana Kementerian PUPR juga akan membangun infrastruktur utama lainnya.
"Groundbreaking untuk beberapa infrastruktur dan salah satunya Istana Presiden, jalan, dan bendungan," ungkap Diana, Senin (29/3). Namun, proses pembangunan tersebut tentunya harus menunggu Undang-undang (UU) Ibu Kota Negara (IKN).
Artinya, pembangunan baru bisa dilakukan jika restu dari DPR telah diterima. "Rencana groundbreakingada di tahun ini. Namun tetap menunggu UU IKN," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menargetkan jika Istana Presiden bisa digunakan pada tahun tahun 2024 mendatang. "Maka tanggal 17 Agustus 2024 itu, Presiden bisa melaksanakan peringatan 17 Agustus di ibu kota negara yang baru," ujar Menteri PUPR Suharso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (17/3).
Adapun alasan mengapa megaproyek ini akan tetap berjalan pada 2021 meski terhalang pandemi karena dinilai bisa memberi daya ungkit ke perekonomian nasional terutama di wilayah Indonesia Timur. "Utamanya, sektor konstruksi, real estate, konsumsi. Jadi, memang diperlukan sebuah proyek besar untuk menarik dan mendorong agar tingkat pertumbuhan (ekonomi) kita bisa lebih tinggi sampai rata-rata pada 2045," kata Suharso.
Jika proyek besar ini tetap berjalan sebagaimana rencana pada 2021, setidaknya Ibu Kota Baru bisa menyumbang 1,8 sampai 2,2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun demikian, ia tak menampik hitung-hitungan ini hanya bisa terlaksana jika ada daya dorong lain sebagai faktor pendamping.
(wk/nidy)
