Kemenkes Ungkap Penyebab Vaksinasi Corona Untuk Lansia Berjalan Lambat
Unsplash/Joshua Hoehne
Nasional

Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, sosialisasi mengenai keamanan vaksin corona bagi kalangan lansia menurutnya perlu terus digencarkan.

WowKeren - Program vaksinasi virus corona (COVID-19) di Indonesia kini telah memasuki tahap II dengan sasaran warga lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lantas mengakui bahwa progres vaksinasi lansia berjalan lambat.

Dari total target 21 juta, baru 1,5 juta orang yang telah menerima suntikan vaksinasi corona. Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, salah satu faktor yang memperlambat progres vaksinasi lansia adalah kekhawatiran sang anak.

"Memang pada umumnya kekhawatiran itu bukan dari lansia, pada anak-anaknya," ungkap Maxi dalam diskusi virtual pada Rabu (31/3). "Saya banyak dapat WA dari teman-teman Dinkes. Seperti lansia di DKI sudah didatangi door to door tapi hanya 25 persen saja yang mau karena diproteksi anak-anaknya justru."

Maxi menilai rasa takut tidak hanya ada di kalangan lansia, namun juga sang anak yang mengkhawatirkan orangtua mereka. Oleh sebab itu, sosialisasi mengenai keamanan vaksin corona bagi kalangan lansia menurutnya perlu terus digencarkan.


"Perlu disosialisasikan terus, bahwa ada yang disuntik sudah 100 tahun lebih enggak apa-apa. Yang rata-rata 80an tahun enggak ada apa-apa. Ini kerja sama kita semua untuk membantu mensosialisasikan dari segi keamanan," papar Maxi. "Mereka harus divaksinasi karena orang tua kena COVID fatality-nya di atas 50 persen."

Sebelumnya, vaksinolog Dr. Dirga Sakti Rambe, M.ScSP. PD., mengungkapkan bahwa pemberian vaksin corona akan sangat penting dan berguna untuk lansia. Menurutnya, vaksin Sinovac yang kini digunakan di Indonesia telah melewati uji klinis kelompok lansia di Brasil.

"Salah satunya vaksin Sinovac. Vaksin tersebut sudah melewati uji klinis pada kelompok lansia," jelas Dirga dalam acara Virtual Class Liputan6.com, Selasa (30/3). "Memang bukan dilakukan di Indonesia, tetapi data-data tersebut bisa menjadi nilai keamanan dan efektifitas vaksin pada lansia."

Data itu disebutnya menjadi salah satu pertimbangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mengeluarkan izin penggunaan vaksin corona bagi lansia. Adapun 10 persen kasus positif COVID-19 di Indonesia berasal dari kelompok lansia.

Selain itu, 50 persen angka kematian COVID-19 di Indonesia juga berasal dari kelompok lansia. Oleh sebab itu, lansia menjadi kelompok yang wajib dilindungi dan menjadi target utama vaksinasi COVID-19.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru