Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Beri Tanggapan Soal Serangan Di Mabes Polri
Instagram/ganjar_pranowo
Nasional

Belakangan ini, Indonesia sedang diteror oleh para terduga teroris seperti yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri. Hal ini mendapatkan perhatian publik, tak terkecuali Ganjar Pranowo.

WowKeren - Peristiwa ledakan bom di Gereja Katedral Makassar dan serangan Mabes Polri meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Melalui Instagram pribadinya, @ganjar_pranowo, Ganjar mengutarakan keresahannya atas aksi teror yang dilakukan oleh terduga teroris di Mabes Polri.

Pada awalnya, Ganjar tidak yakin jika pelaku adalah seorang wanita. Ia menduga bisa saja pelaku menyamar sebagai seorang wanita. Namun saat mengetahui pelaku memang seorang wanita, Ganjar mengaku lemas.

"Sopo toh iki? iki lanang opo wedok? (Siapa ini? ini laki-laki atau perempuan?)," ujar Ganjar dalam video unggahannya di Instagram, Jumat (2/4). "Bentuknya seperti perempuan, tapi saya belum yakin waktu itu, karena pikiran saya sudah kemana-mana, isok (bisa) juga orang ini menyamar begitu ya."

"Eh begitu ketahuan cewek, jenis pistolnya itu kok ada gasnya gitu ya? Loh ini airsoft gun, ini jaringannya siapa? siapa yang bertanggung jawab?" tambahnya. "Bagaimana kita mengedukasi anak-anak muda seperti ini? Lemas saya."


Dengan adanya peristiwa serangan di Mabes Polri, Ganjar beranggapan jika saat ini ada invisible hand yang ingin memecah belah Indonesia. Maka dari itu ia menekankan kembali nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama dan ketiga.

"Bangsa ini sepertinya akan dipecah belah oleh invisible hand yang tidak kelihatan, maka kekuatan kita di Pancasila itu 'Persatuan Indonesia' Bapak Ibu," tegas Ganjar. "Atau makna 'Ketuhanan Yang Maha Esa' mesti kita artikan, semua agama itu baik, untuk seluruh pemeluk-pemeluknya, dan kita harus saling menghormati, titik tidak ada komanya."

Ganjar juga menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah ada sejak zaman nenek moyang. Oleh sebab itu, Ganjar meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan tidak berkata buruk atau memberikan informasi yang tidak benar melalui jejaring media sosial.

"Memang koyok ngunu (seperti itu), mbah-mbah (kakek-nenek) kita dulu juga sudah begitu," tandas Ganjar. "Tugas kita kemudian, dengan nilai-nilai kultural yang kita miliki, kita dorong, maka kalau kemudian semua bisa berembuk, memborbardir jejaring-jejaring medsos ini dengan kalimat baik, contoh yang baik, luar biasa."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru