Inikah Alasan Kasus Terorisme di Indonesia Kini Marak Libatkan Wanita?
Twitter/geganasulsel1
Nasional

Aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan aksi penyerangan di Mabes Polri beberapa waktu lalu diketahui sama-sama melibatkan pelaku yang berjenis kelamin wanita.

WowKeren - Indonesia baru saja dikejutkan dengan dua serangan terorisme dalam waktu yang berdekatan. Yang pertama aksi bom bunuh diri oleh pasangan suami istri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3).

Kemudian yang kedua adalah serangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3). Kedua kasus tersebut sama-sama melibatkan pelaku yang berjenis kelamin wanita.

Mantan narapidana teroris, Haris Amir Falah, lantas mengakui adanya pergeseran pola dalam aksi terorisme belakangan ini dengan melibatkan kalangan wanita yang dianggap lebih militan. Menurut Haris, kala dirinya ditangkap pada tahun 2010 silam, wanita sama sekali tak diikutsertakan dalam aksi-aksi teror.

"Sekarang itu trennya wanita. Bahkan dari beberapa yang saya temukan di lapangan itu justru wanita lebih militan daripada laki-laki," terang Haris dalam diskusi online di MNC Trijaya FM, Sabtu (3/4). Haris menyebut bahwa saat ini wanita yang terlibat jaringan terorisme justru mengajak para suaminya bergabung, bukan sebaliknya.


"Banyak yang suaminya itu ikut bukan karena suaminya yang ngajak istrinya, tapi justru istrinya yang mengajak suaminya," ungkapnya. "Bahkan ada teman saya di daerah Jakarta Selatan itu dia ditinggal hijrah oleh istrinya karena dianggap dia kafir tidak mau ikut JAD itu. Jadi memang ini luar biasa, munculnya wanita."

Selain sikap yang dinilai lebih militan, kekosongan tenaga pria menjadi salah satu faktor pendorong juga disebut menjadi faktor lain yang membuat peran wanita semakin besar dalam aksi terorisme. Menurut Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto, para pria yang kerap melakukan aksi kini kebanyakan sudah meninggal atau tertangkap oleh aparat.

"Ya perempuan ini jadi sentral setelah banyak tewasnya pendukung ISIS yang khusus pria," papar Wawan. "Kemudian karena banyak kekosongan tenaga pria, maka wanita direkrut untuk itu."

Senada dengan Haris, Wawan juga menyebut bahwa wanita lebih memiliki rasa militan ketimbang pria, dan bahkan lebih dulu mengajak bergabung. Oleh sebab itu, Wawan meminta keluarga terdekat untuk menjadi agen pencegah aksi teror.

"Termasuk juga di kasus bom panci, yang punya daya ledak menggelegar. Ini efek peniruannya pergerakannya dan tren meningkat. Bahkan disebut wanita yang mengajak sekarang ini. Ada seperti itu," pungkas Wawan. "Di Lampung dan Sibolga itu yang lapor orang tuanya sendiri karena anak-anaknya dan mantunya geraknya aneh."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait