Kronologi Wafatnya Lia Eden Diungkap Pengikut, Siapa Bakal Teruskan Ajaran Komunitas?
Press Release Kewafatan Paduka Bunda Lia Eden
Nasional

Komunitas Eden mengeluarkan pernyataan resmi perihal wafatnya Lia Eden, yang sempat meramaikan Indonesia akhir pekan lalu, termasuk soal kelanjutan ajaran mendiang.

WowKeren - Pemimpin Sekte Takhta Suci Kerajaan Tuhan, Lia Aminuddin atau yang lebih dikenal sebagai Lia Eden, dikabarkan meninggal dunia sejak Jumat (9/4) lalu. Namun berita kepergiannya baru diungkap oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) pada Minggu (11/4).

Dan kini pengikut Lia Eden pun mengungkap kronologi wafatnya Lia. Disebutkan bahwa Lia masih bercengkerama dengan para pengikutnya pada Kamis (8/4). Bahkan hingga malam harinya ketika beristirahat di kamar, Lia disebutkan dalam kondisi sehat.

"Namun, pada hari Jumat, 9 April 2021 pukul 5.30, saat kami masuk ke kamar beliau, kami sungguh terkejut pada saat melihat beliau sudah tak sadarkan diri di pembaringannya," tutur Komunitas Eden dalam rilis persnya, Selasa (13/4). "Kakinya sudah dingin dan denyut nadi tangannya sudah tak teraba, tapi bagian ubun-ubun di kepala masih terasa."

Komunitas Eden bergegas memanggil paramedis. "Sesampainya ambulans DKI, para petugas langsung memeriksa keadaan beliau sesuai prosedur penanganan pasien. Petugas ambulans DKI menyatakan bahwa Paduka Bunda Lia Eden, junjungan kami yang kami cintai, sudah tiada," imbuh komunitas pengikut Lia ini.

Saat itu Komunitas Eden berusaha membawa sang junjungan ke rumah sakit, namun tidak mendapat restu karena ambulans tak diperuntukkan bagi mereka yang sudah meninggal dunia. Alhasil mendiang Lia pun dibawa secara mandiri ke Rumah Sakit St. Carolus, DKI Jakarta.

"Kami langsung menuju ke IGD. Dengan cepat tanggap, petugas langsung membawa beliau untuk diperiksa dokter jaga. Pihak rumah sakit mengeluarkan Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) pada tanggal 09 April 2021 pukul 07:45 WIB," papar Komunitas Eden.


Pihak dokter mengungkap dugaan penyebab wafatnya Lia adalah akibat terserang stroke. Rupanya Lia pernah terserang stroke ringan pada akhir Oktober 2020 dan sejak itu dilaporkan berangsur pulih.

Kepergian Lia jelas begitu mengguncang bagi Komunitas Eden. Namun jauh sebelum kepergiannya, Lia ternyata sudah pernah menitipkan pesan agar jenazahnya dikremasi dan abunya ditabur ke laut agar menyatu dengan semesta.

"Sehingga tak ada jejak fisik yang ditinggalkan. Hal ini untuk menghindari pengkultusan di kemudian hari, termasuk mengeramatkan kuburannya," imbuh mereka.

Lantas dengan kepergian Lia, bagaimana nasib kelanjutan Pewahyuan Tuhan di Eden yang selama ini diajarkan? Ternyata disebutkan tidak ada satu pengikut Lia yang mendapat otoritas pewahyuan.

"Setelah beliau wafat, maka Pewahyuan Tuhan di Eden usai. Saat ini tak ada di antara kami, Komunitas Eden, yang menerima otoritas pewahyuan," pungkas Komunitas Eden. "Kami percaya bahwa Paduka Maharaja Ruhul Kudus dan Paduka Maharatu Lia Eden senantiasa menyertai dan memandu jalan kami untuk mewujudkan Surga Eden yang penuh damai di Bumi ini untuk semua umat dan kepercayaan apa pun yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa."

Jenazah Lia Eden sendiri langsung disemayamkan di Rumah duka Grand Heaven, Pluit hingga hari kremasinya pada Senin (12/4) kemarin. Dan tepat pada Senin pukul 10.10 WIB, jenazah Lia dikremasi dan abunya ditabur ke laut lepas.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru