Pelapor Dugaan Korupsi Damkar Depok Penuhi Panggilan Kejaksaan Negeri
Pixabay
Nasional

Belakangan, Sandi Butar tengah ramai diperbincangkan publik karena telah berani melaporkan dugaan tindak korupsi. Hal itu membuatnya dipanggil oleh Kejari untuk dimintai keterangan.

WowKeren - Belakangan, nama Sandi Butar tengah menjadi perbincangan dikarenakan keberaniannya melaporkan dugaan korupsi pengadaan sepatu dan insentif COVID-19 pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok. Sandi sendiri merupakan seorang petugas honorer DPKP Depok.

Atas keberaniannya, Sandi sempat dipanggil oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Selain itu, Sandi juga dipanggil oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) pada Jumat (16/4), untuk menjelaskan soal pemotongan insentif COVID-19. Sandi diketahui keluar dari Kejari Depok, Jalan Boulevard, Cilodong sekitar pukul 12.15 WIB, seorang diri tanpa didampingi oleh pengacaranya Razman Arif Nasution.

"Saya hanya memenuhi panggilan dari kejaksaan saja," ujar Sandi. "Memenuhi panggilan dari kejaksaan, itu ada panggilan mereka mengenai sesuatu pemotongan insentif yang kami terima, sekarang lagi break, nanti lanjut lagi (dimintai keterangan)."


Sandi menjelaskan pemotongan dana insentif COVID-19 dan penyemprotan disinfektan terjadi pada 2020 lalu. Ia mengaku dana yang semula diterima Rp 1,7 juta, berubah menjadi hanya Rp 850 ribu. "Ya, saya tanda tangan sekitar Rp 1,7 (juta), terimanya Rp 850 (ribu)," terangnya.

Lebih lanjut, Sandi menerangkan bahwa kehadirannya ke Kejari Depok pada Jumat (16/4) hari ini, merupakan pemanggilan resmi untuk memberikan keterangan. Sebelumnya Sandi sempat datang ke Kejari Depok hanya untuk menyerahkan barang bukti. "Iya, kemarin saya dipanggil karena memenuhi barang bukti aja," imbuhnya.

Sandi juga mengaku membuat perangkap ular sendiri karena tidak disediakan. Ia menjelaskan membuat perangkap tersebut dengan menggunakan bahan dasar besi. Sandi membuat alat tersebut pada tahun 2019, saat Depok menerima banyak laporan untuk mengevakuasi ular kobra. "Iya, iya (buat alat sendiri), dari besi aja kayak catek gitu," ungkap Sandi.

Selain itu, Sandi juga menceritakan tentang pembelian alat pemotong cincin yang dibeli secara patungan dengan personel Damkar lainnya. "Ya itu misalnya alat pembelah cincin, itu urunan, ya kan kita beli di online sekitar Rp 200 ribuan, (dibeli) pas kemarin sih (tahun) 2020," tutup Sandi.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait