Menkeu Sri Mulyani Ungkap Sejumlah Gangguan Terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional
Instagram/smindrawati
Nasional

Upaya pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai target peningkatan perekonomian sebesar 7 persen di kuartal II tampaknya akan sulit. Menkeu mengungkapkan sejumlah gangguan terhadap pemulihan ekonomi nasional.

WowKeren - Pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya meningkatkan dan memulihkan kembali keadaan perekonomian akibat pandemi COVID-19. Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo juga telah memberikan target perekonomian di Indonesia pada kuartal II harus mengalami peningkatan hingga 7 persen.

Akan tetapi perjalanan Indonesia untuk bisa mencapai target tersebut diketahui akan terasa sulit. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kekhawatirannya mengenai berbagai ancaman yang bisa saja mengganggu pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya adalah adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di sejumlah negara seperti India, Brasil, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Sri Mulyani menyebut adanya lonjakan dan varian baru COVID-19 bisa menular lebih cepat. "Perkembangan global yang masih harus diwaspadai adalah COVID-19 yang melonjak dan varian baru, yang tentu disebutkan bisa menular lebih cepat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis (22/4).


Adanya lonjakan tersebut, semakin memunculkan isu nasionalisme vaksinasi COVID-19. Artinya bahwa, negara produsen vaksin COVID-19 akan membatasi ekspor. Dampak dari nasionalisme vaksin COVID-19 pun telah terasa di Indonesia yakni pasokan yang mulai terbatas sejak awal April 2021. "Nasionalisme vaksinasi dan proteksionisme perlu diwaspadai," terang Sri Mulyani.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menerangkan kondisi perekonomian di Amerika Serikat juga patut diwaspadai sebagai gangguan pemulihan ekonomi nasional. Perekonomian di Amerika Serikat sedang ada kenaikan inflasi imbas kebijakan fiskal yang agresif, sehingga memunculkan spekulasi kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari Bank Sentral AS.

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa kemunculan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat mencapai hingga di atas 2 persen. "Tren kebijakan AS dan suku bunga mulai muncul inflasi di atas dua persen," ungkapnya.

Sementara itu, kabar baik datang dari Tiongkok. Tren ekonomi di negara tirai bambu itu mengalami lonjakan mencapai 18,3 persen pada kuartal I di tahun 2021. Indonesia selaku mitra dagang utama, kemungkinan akan mendapat efek positif dari sisi ekspor. "Setiap RRT tumbuh tinggi bisa menarik perekonomian dunia, terutama negara-negara berkembang untuk ikut mengambil manfaat dari ekonomi Tiongkok yang tinggi," pungkas Sri Mulyani.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru