KRI Nanggala-402 Masih Dalam Pencarian, Ahli Angkatan Laut AS Ungkap Bahaya Karbon Dioksida
kemhan.go.id
Dunia

Ahli operasi angkatan laut dari Hudson Institute Amerika Serikat (AS), Bryan Clark, mengungkapkan bahaya karbon dioksida jika KRI Nanggala-402 tak kunjung ditemukan.

WowKeren - Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali masih terus berlanjut. Upaya pencarian ini berlomba dengan waktu karena cadangan oksigen di dalam kapal selam diperkirakan hanya akan cukup untuk 72 jam.

Ahli operasi angkatan laut dari Hudson Institute Amerika Serikat (AS), Bryan Clark, mengungkapkan bahaya karbon dioksida jika KRI Nanggala-402 tak kunjung ditemukan. Karbon dioksida yang menumpuk di dalam kabin disebut bisa membuat kru keracunan bahkan sebelum cadangan oksigen habis.

"Harus ada bahan penyerap di atas kapal untuk menarik karbon dioksida keluar dari atmosfer (kabin), tapi pada akhirnya itu juga akan habis," jelas Clark kepada CNA, dikutip Jumat (23/4). "Oksigen dapat dihasilkan dari candle kimiawi di dalam kapal, tetapi karbon dioksida akan membuat awak tercekik sebelum oksigen habis."

Sebelumnya, TNI AL menduga KRI Nanggala-402 mengalami mati listrik total alias blackout hingga akhirnya kapal tak terkendali. Menurut Clark, blackout tersebut akan pada berapa lama kru dapat bertahan hidup.


Pasalnya, diperlukan tenaga untuk menjalankan kipas yang menggerakkan udara melalui generator oksigen dan bahan penyerap karbon dioksida. Lantas, apa penyebab terjadinya blackout di kapal selam tersebut?

Clark menjelaskan bahwa kapal selam yang telah menyelam di bawah air bergantung pada baterai sebagai sumber daya mereka. Insiden di kompartemen baterai, seperti banjir atau kebakaran, dapat menyebabkan blackout tersebut.

"Jika tidak, karena sirkuit redundan dan switchboard," paparnya. "Banyak korban (peralatan) dibutuhkan untuk bisa menyebabkan listrik mati total."

Sementara itu, analis angkatan laut di S Rajaratnam School of International Studies, Ben Ho, menyebutkan bahwa ledakan torpedo juga bisa menyebabkan blackout. Menurutnya, sejarah menunjukkan bahwa sejumlah faktor, termasuk kerusakan struktural serta banjir yang tidak disengaja dan ledakan senjata, telah menjadi penyebab kecelakaan kapal selam besar.

"Mengingat kapal selam Indonesia dilaporkan melakukan latihan penembakan torpedo secara langsung, ada kemungkinan salah satu senjata ini meledak," ujar Ben Ho.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru