Pasien Membludak di RS, Filipina Berpotensi Alami Lonjakan Kasus COVID-19 Seperti India?
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Pakar medis memperingatkan Filipina bisa menghadapi lonjakan kasus yang serupa dengan yang berlangsung di India saat ini di tengah kasus nasional yang sudah tembus 1 juta.

WowKeren - Perkembangan kasus COVID-19 di India masih menjadi sorotan. Pasalnya, lonjakan kasus di sana membuat sistem kesehatan mulai kewalahan.

Sementara itu di Asia Tenggara, perkembangan kasus COVID-19 di Filipina juga tidak bisa dikesampingkan. Pakar medis memperingatkan jika Filipina berpotensi menghadapi lonjakan kasus yang serupa dengan yang berlangsung di India saat ini.

Laporan menyebutkan jika jumlah pasien COVID-19 semakin bertambah hingga "tumpah" ke koridor RS. Kondisi ini terjadi di beberapa bagian Metropolitan Manila di tengah kasus nasional yang sudah tembus di angka 1 juta.

Dr Rodrigo Ong dari lembaga pemikir independen OCTA Research Group mengatakan bahwa Filipina saat ini berada di "titik persimpangan yang sama" dari sekitar 10.000 kasus per hari yang dicapai India, ketika pihak berwenang di sana memutuskan untuk mencabut pembatasan pada pertemuan besar karena menganggap virus sudah terkendali. Pada Selasa (27/4), lebih dari 80 persen tempat tidur rumah sakit di negara itu terisi.


"Saat kami bergerak menuju akhir April dan pelonggaran pembatasan karantina lebih lanjut, keseimbangan yang rapuh ini mungkin akan membanjiri seluruh kapasitas perawatan kesehatan," kata Ong.

OCTA Research menyerukan agar pembatasan yang dikenal secara lokal sebagai karantina komunitas tetap dipertahankan sehingga tingkat infeksi bisa baru dapat turun lebih banyak. Dengan cara ini diharapkan mampu mengurangi beban pada rumah sakit dan staf medis.

Sementara itu, Dr Anthony Leachon, mantan penasihat satuan tugas COVID-19 pemerintah yang secara terbuka mengkritik respons pandemi Manila, menilai jika vaksin adalah senjata utama menghadapi pandemi. Pembatasan saja mungkin tidak akan cukup untuk menekan angka lonjakan mengingat adanya mutasi COVID-19 yang sudah muncul di berbagi negara.

"Bahkan jika kita mempertahankan lockdown yang ketat (krisis) bahkan dapat memburuk dengan varian (virus)," katanya kepada This Week in Asia mengacu pada strain mutan COVID-19 yang telah muncul di Inggris, Afrika Selatan, Brasil, India, dan tempat lain.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait