Klaster Salat Tarawih Muncul di Jateng, Puluhan Warga Dinyatakan Positif COVID-19
commons.wikimedia.org/Rhmtdns
Nasional

Klaster salat tarawih ditemukan di dua desa di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Akibatnya, puluhan orang dinyatakan terinfeksi virus Corona usai salat tarawih berjamaah.

WowKeren - Klaster salat tarawih ditemukan di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor dan Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Akibatnya, puluhan orang dinyatakan terinfeksi virus Corona.

"Untuk klaster Tarawih di Desa Pekaja, siang ini keluar hasil tambahan 22 orang positif dari 54 kontak erat, sehingga total ada 44 kasus positif," kata Bupati Achmad Husein, dilansir dari Antara, Kamis (29/4).

Penemuan klaster ini pertama kali terungkap setelah dua jemaah salat tarawih di Desa Pekaja dinyatakan positif COVID-19. Setelah itu, petugas melakukan tracing dan testing terhadap kontak erat dan mendapati 44 orang terinfeksi virus asal Wuhan tersebut.

Dari jumlah itu, satu orang di antaranya tengah mendapat perawatan di RSUD Banyumas. Sedangkan 43 lainnya menjalani karantina mandiri.

"Dari 44 orang yang terkonfirmasi positif, salah seorang di antaranya dirawat di RSUD Banyumas. Sedangkan 43 orang lainnya menjalani isolasi mandiri," terang Achmad.


Sedangkan klaster tarawih di Desa Tanggeran, bermula ketika seorang warga yang sedang sakit tetap berangkat ke musala. Dari klaster ini, sedikitnya tujuh warga yang merupakan jemaah di musala tersebut dikonfirmasi COVID-19.

"Sekarang sedang menjalani karantina di RK (Rumah Karantina) Diklat mulai 26 April 2021. Satu orang dengan kondisi gejala ringan berupa pilek dan batuk, sedangkan enam orang lainnya tanpa gejala," papar Achmad.

Lebih lanjut, Achmad berencana menggelar pertemuan dengan Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Banyumas dan sejumlah tokoh agama untuk membahas kemunculan klaster tersebut. Nantinya mereka akan memikirkan sejumlah cara pencegahan COVID-19 agar tidak semakin menyebar.

"Yang pasti, kami akan minta adanya peningkatan protokol kesehatan. Bentuknya seperti apa? Itu tergantung dari hasil pertemuan tersebut," tandasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menyatakan bahwa dua desa tersebut telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran lebih luas. Di antaranya adalah dengan melakukan disinfeksi serta menutup dua masjid dan dua musala di wilayah tersebut.

"Warga desa sekitar sudah diberikan edukasi untuk tarawih di rumah. Permasalahan di lapangan, ada kelompok jamaah tertentu yang berpindah masjid ke wilayah lain, sehingga tracking berkembang ke masjid wilayah lain," ungkap Sadiyanto.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru