Polisi Berhasil Bongkar Tren Bisnis Gelap Saat Pandemi COVID-19
Twitter/KemenkesRI
Nasional

Sebagai informasi, polisi telah berhasil mengungkap mafia Bandara Soetta yang terlibat dalam kasus meloloskan pendatang dari luar negeri. Polisi juga telah berhasil membongkar bisnis kotor tersebut.

WowKeren - Belakangan, polisi telah berhasil mengusut kasus pendatang yang masuk ke Indonesia tanpa melalui protokol kesehatan yakni isolasi mandiri atau karantina. Polisi telah berhasil menangkap sebelas orang mafia kasus yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) tersebut.

Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Polres Bandara Soetta berhasil membongkar bisnis gelap yang terjadi di tengah pandemi COVID-19 yang sedang berjalan. Polisi menyebut ada lima orang yang membantu Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengakali aturan terkait karantina kesehatan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menerangkan ada tujuh laporan polisi yang diterima dan ditangani oleh Polda Metro Jaya beserta Polres Bandara Soetta terkait kedatangan WNI dan WNA dari India pada 25 April lalu. Dari tujuh laporan tersebut, modus yang dilakukan sama, hanya saja jokinya berbeda dengan bayaran sekitar Rp 6-8 juta.


Yusri menerangkan lajur bisnis tersebut yakni kelima orang itu akan memudahkan WNA atau WNI melewati beberapa tahap yang memang menjadi syarat bagi mereka pelaku perjalanan dari luar negeri, khususnya India. Salah satu tahap yang dilewati adalah isolasi mandiri.

"Kuncinya itu lepas tahap 1 di tahap 2, pada saat dia sudah selesai melewati semua pos-pos, kemudian akan ditentukan rujukan di hotel mana," terang Yusri dalam keterangannya, Jumat (30/4). "Karena memang kan ada 20 hotel yang jadi rujukan pemerintah dan salah satunya adalah khusus India ini yang di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada."

Selanjutnya, salah satu dari mereka mengatur penempatan karantina bagi pengguna jasanya, tetapi hanya pura-pura. Setelah dilakukan pengaturan penempatan karantina, WNI atau WNA tersebut bisa kembali pulang atau tempat yang dituju tanpa melakukan isolasi mandiri.

Akibat dari tindakan tersebut menyebabkan data kantor dengan data lapangan berbeda. Sebab saat petugas mendatangi tempat yang seharusnya menjadi isolasi mandiri, tidak ada orang yang bersangkutan karena telah pulang ke rumah atau apartemen. "Nah ini yang terjadi, itu datanya diketik masuk ke hotel situ, tapi pada pelaksanaannya tidak masuk ke hotel," tutup Yusri.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru