Pihak KPAI ikut menanggapi masalah perebutan hak asuh anak antara Atalarik Syah dan Tsania Marwa. KPAI sayangnya tidak mendapat respon yang baik dari pihak Atalarik.
- Amelia Nur Fatimah
- Rabu, 05 Mei 2021 - 14:55 WIB
WowKeren - Perebutan hak asuh anak antara Tsania Marwa dan Atalarik Syah terus memancing simpati publik. Terutama untuk Tsania Marwa yang sudah tiga tahun lebih tak bisa leluasa bertemu kedua buah hatinya. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) pun turut buka suara soal masalah tersebut.
Lewat Arist Merdeka Sirait, pihak KPAI mengaku telah mengawal kasus tersebut sejak tiga tahun lalu. Diawali oleh laporan Tsania Marwa yang merasa dihalang-halangi untuk bertemu anak oleh Atalarik.
"Saya inget masih, tiga tahun yang lalu ibu Tsania Marwa melaporkan suaminya karena dihalang-halangi untuk bertemu anaknya. Saya ikuti kronologinya dengan baik," ungkap Arist dalam video yang diunggah di channel YouTube Warta Hot, Selasa (4/5).
Arist juga menyebut telah melakukan panggilan pada Atalarik untuk melakukan mediasi dan menyelesaikan permasalahan tersbeut. Sayangnya, Atalarik tak pernah menggubris panggilan tersebut dan malah seolah meragukan kredibilitas KPAI. Atas sikapnya, Arist menilai Atalarik sombong dan keras kepala.
"Dan saya juga pernah memanggil Atalarik untuk mengklarifikasi terhadap laporannya ibu Tsania Marwa, tetapi dengan sombongnya tidak pernah datang. Bahkan mempermasalahkan itu lembaga apa," ujar Arist.
Jadi itu keras kepalanya dan kesombongan untuk saya. Padahal kita itu menerima pengaduan ibu Tsania Marwa itu adalah untuk menolong anaknya. Dengan tanpa imbalan apa-apa. Karena itu adalah kewajiban dari Komnas Perlindungan Anak untuk memberikan pertolongan bagi anak-anak yang membutuhkan pertolongan, sambungnya.
Arist pun menilai Atalarik dari awal memang tidak punya etiket baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Itu kan artinya tidak ada etiket baik untuk menyelesaikan masalah itu, kesusahan dari ibu Tsania Marwa. Jadi dengan sengaja kalau menurut saya. Saya tidak tahu apa latar belakangnya. Kita terus mengupayakan adanya mediasi, tetapi dengan keras kepalanya pak Atalarik itu ndak mau," pungkas Arist.
(wk/amel)
