Penanganan COVID-19 Jakarta Dapat Nilai E, Anies Baswedan Ungkap Risiko Ini
Instagram/aniesbaswedan
Nasional

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap konsekuensi dari pemberian nilai E atas pengendalian pandemi COVID-19 di Ibu Kota. Anies pun menyayangkan penilaian tersebut.

WowKeren - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono tak ragu mengungkap penilaian pengendalian pandemi COVID-19 di beberapa daerah Indonesia. Dan secara mengejutkan DKI Jakarta mendapat rapor merah berupa nilai E dengan beberapa faktor penyebab.

Menanggapi penilaian tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai ada risiko besar akibat penilaian Dante tersebut. Menurutnya rapor merah yang diberikan berisiko mengganggu kerja seluruh pihak terkait dalam menangani pandemi COVID-19.

"Penilaian dengan skema seperti yang sempat dikeluarkan oleh Wamenkes itu justru berisiko," ujar Anies dalam keterangan tertulisnya, dilansir dari Tempo pada Jumat (28/5). "Mengganggu kerja serius penanganan pandemi."

Dante menyampaikan penilaian ini dalam rapatnya bersama Komisi IX DPR RI. Wamenkes Dante mendasarkan penilaiannya pada beberapa parameter, seperti tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) yang meningkat sampai pelacakan kasus positif COVID-19 di Ibu Kota yang dianggap tak cukup baik.


Soal tingkat keterisian tempat tidur ini, Anies menjelaskan bahwa BOR DKI Jakarta saat ini di kisaran 30 persen. Namun sekitar 20-30 persen RS di Ibu Kota, menurut Anies, merawat warga dengan KTP non-DKI Jakarta.

Karena itulah, Anies mendorong agar Kemenkes meninjau kembali penilaian indikator-indikator risiko tersebut. Bahkan ia menegaskan DKI Jakarta siap bekerja sama dengan Kemenkes untuk menyusun penilaian situasi risiko yang lebih objektif dan kontekstual.

"Kami berharap, Kementerian dapat mereview kembali cara penghitungan kondisi risiko," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. "Di situasi wilayah yang mana bukan sebagai penilaian kinerja COVID-19."

Kendati demikian, sejatinya penilaian yang mengejutkan ini sudah diklarifikasi oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi meminta maaf atas pemberian nilai tersebut dan menjelasakn bahwa kategorisasi yang disebutkan Dante adalah indikator risiko berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru yang dijadikan patokan analisis internal di Kemenkes.

Walau ada beberapa indikator yang masih perlu dibenahi, Budi Gunadi menggarisbawahi bahwa DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi terbaik dalam pengendalian pandemi. Ini dibuktikan dari jumlah testing yang tinggi begitu pula jumlah vaksinasi terhadap kelompok lanjut usia.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait