Gubernur Ganjar Pranowo Terus Pantau 'Ledakan' Kasus COVID-19 di Kudus, Ratusan Nakes Diterjunkan
Instagram/ganjar_pranowo
Nasional

Ganjar Pranowo mengungkap jika pihaknya juga ikut mendampingi soal penanganan kasus COVID di Kudus. Ganjar menambahkan kalau ratusan dokter dan perawat dari Jateng ikut dilibatkan demi menurunkan angka penyebaran virus COVID-19.

WowKeren - "Ledakan" kasus COVID-19 di Kudus masih jadi sorotan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Diungkap Ganjar, pihaknya terus memantau perkembangan kasus yang terjadi di Kudus tersebut.

Tak hanya sekedar memantau, Ganjar juga konsisten mendampingi pemerintah Kudus untuk menekan penyebaran virus COVID-19. "Ya sekarang kita memantau kudus sambil sekaligus mendampingi, karena memantau saja tidak cukup," seru Ganjar pada wartawan, Sabtu (5/6).

Ganjar juga mengungkap kalau ada ratusan tenaga medis dari berbagai wilayah di Jawa Tengah yang diterjunkan untuk menangani kasus di Kudus. Diantaranya melibatkan 5 Dokter Spesialis Paru, 5 Dokter Spesialis Penyakit Dalam, 38 Dokter umum dan 48 perawat. Sebagian dokter dari RS Moewardi Solo, dan sebagian lagi dibantu oleh IDI wilayah Jateng.

"Untuk perawat, nah perawat ini butuhnya agak banyak 198 (orang), 48 perawat udah kita penuhi dari Pemprov. Terus kemudian yang masih proses kita 150 ini ada dari PPNI Poltekkes Stikes yang sedang menyiapkan kurang lebih 150,” kata Ganjar.


Saat ini, pemerintah Jateng juga masih menyiapkan penugasan untuk tenaga medis lainnya analis kesehatan, ahli gizi, hingga apoteker. Pemprov Jateng juga melakukan pengadaan seperti ventilator dan oksigen. Ganjar juga mengusulkan pemerintah pusat soal bantuan alkes seperti HFNC dan Hepafilter.

"Dan untuk obat-obatan, Alhamdulillah semua yang dibutuhkan udah kita kirim. Lalu untuk APD juga sama, semua kebutuhannya kita kirim. Jadi artinya apa, sampai dengan kebutuhan yang sifatnya dukungan teknis kita coba bantu," kata Ganjar. "Temen-temen di Kabupaten Kudus juga mulai siaga, merapikan manajemen baik di rumah sakit maupun di pemerintahannya. Alhamdulillah sudah mulai membaik (manajemen penanganannya)."

Sementara itu, lonjakan kasus COVID di Kudus ini terjadi karena adanya kegiatan ziarah atau wisata religi. Selain itu, tradisi kupatan yang digelar 7 hari setelah Lebaran diduga juga menjadi salah satu biang kerok dari masalah tersebut.

"Keadaan ini terjadi sebagai dampak dari adanya kegiatan wisata religi berupa ziarah, serta tradisi kupatan yang dilakukan oleh warga Kudus, 7 hari pasca-Lebaran. Hal ini memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat. Hal ini diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan di sana yang saat ini telah menderita COVID-19," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers virtual, Jumat (4/6).

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel