Sekolah Tatap Muka Mulai Juli, Jokowi Minta Cuma Digelar 2 Hari Dalam Sepekan
Instagram/jokowi
Nasional

Presiden Joko Widodo mengungkap 5 instruksi untuk pelaksanaan sekolah tatap muka. Termasuk sekolah yang hanya buka 2 hari dalam sepekan, per hari maksimal 2 jam pembelajaran.

WowKeren - Presiden Joko Widodo turut menyuarakan dukungan atas rencana pembukaan sekolah tatap muka per Juli 2021 besok. Kendati demikian, pembukaan sekolah tatap muka ini harus ekstra hati-hati, apalagi karena dilakukan di tengah lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah daerah Indonesia.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin setelah mengikuti rapat terbatas pada Senin (7/6) kemarin. Dan pada kesempatan itu, rupanya Jokowi mengeluarkan 5 poin instruksi terkait pembukaan sekolah tatap muka.

"Bapak Presiden tadi mengarahkan, pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai itu harus dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap muka dilakukan secara terbatas," tutur Budi Gunadi, dikutip pada Selasa (8/6).

Instruksi pertama Jokowi adalah pembelajaran tatap muka hanya boleh digelar dengan kapasitas maksimal 25 persen dari total siswa. Lalu untuk pembelajarannya pun sebaiknya dilakukan tidak lebih dari dua hari dalam sepekan.


"Ketiga, setiap hari maksimal hanya dua jam (pembelajaran)," terang Budi Gunadi. Lalu instruksi keempat adalah opsi menghadirkan anak ke sekolah tetap ditentukan oleh orangtua atau wali murid.

"Kelima, semua guru sudah harus selesai vaksinasi sebelum (pembelajaran tatap muka) dimulai," imbuh Budi Gunadi. Karena itulah sang mantan Wakil Menteri BUMN mengimbau semua kepala daerah agar jatah vaksin yang sudah dikirim diprioritaskan bagi kelompok pengajar.

"Jadi mohon kepada kepala daerah, karena vaksin kita kirim ke daerah, prioritaskan guru dan lansia," jelasnya. "Guru harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan."

Berbeda dari sebelumnya, kini Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memang menegaskan bahwa sekolah tatap muka harus dilakukan mulai Juli alias tahun ajaran baru 2021/2022. Nadiem sendiri menyoroti kualitas belajar siswa-siswi yang sulit tercapai bila terus melanjutkan pembelajaran daring.

Namun wacana ini jelas menuai pro dan kontra karena Indonesia tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 di beberapa daerah. Termasuk di antaranya Kudus yang lantas "menular" ke sejumlah daerah Jawa Tengah lain, atau Bangkalan Jawa Timur.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru