CEO Sinovac Disebut Keluhkan  Komentar Anti-Tiongkok di   Brasil
TIME/Charlie Campbell
Dunia

Sebelumnya, Dimas Covas selaku Kepala Butantan Institute bersaksi dalam komisi penyelidikan senat bahwa pernyataan Presiden Bolsonaro harus disalahkan atas keterlambatan impor bahan vaksin dari Tiongkok.

WowKeren - CEO Sinovac Biotech Ltd disebut mengeluh kepada diplomat Brasil di Beijing bahwa komentar anti-Tiongkok di Brasilia tidak membantu pengiriman vaksin corona (COVID-19) yang tertunda. Sebagai informasi, Sinovac kini menjadi pemasok utama vaksin COVID-19 ke Brasil.

Hal ini diungkapkan oleh dua orang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters. Menurut sumber tersebut, CEO Sinovac Yin Weidong menyarankan pencabutan pernyataan secara resmi akan membuat hubungan yang lebih "cair" antara Tiongkok dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Dalam pidato pada 5 Mei 2021 lalu, Presiden Bolsonaro mengatakan bahwa pandemi COVID-19 bisa menjadi "perang kimia" yang dilakukan oleh negara dengan pertumbuhan tercepat, tanpa menyebut Tiongkok. Dalam pertemuan di markas Sinovac untuk membahas pasokan vaksin dua pekan kemudian, Weidong mengatakan bahwa perubahan sikap di Brasilia akan "nyaman" untuk hubungan yang lebih "cair dan positif" dengan pemerintah Tiongkok.

Sikap Weidong tersebut terungkap lewat kabel diplomatik yang dikirim ke Brasilia dan dilihat oleh surat kabar O Globo. Kedua sumber lantas mengkonfirmasi isi telegram yang dilaporkan oleh O Globo kepada Reuters pada Rabu.


Pertemuan itu terjadi ketika persediaan mulai kekurangan bahan-bahan dari Tiongkok yang dibutuhkan untuk mengisi dan menyelesaikan vaksin CoronaVac Sinovac di pusat biomedis Butantan Institute Sao Paulo. Pihak Sinovac telah mengaitkan pengiriman yang tertunda dengan kemacetan produksi dan masalah birokrasi dengan lisensi ekspor.

Sementara itu, pemerintahan Bolsonaro telah membantah mengambil sikap antagonis terhadap Tiongkok yang kini merupakan mitra dagang terbesar di Brasil. Namun perlambatan bahan vaksin dari Tiongkok telah menghambat program imunisasi nasional Brasil, hanya 10 persen warga Brasil yang dilaporkan telah menerima vaksinasi COVID- 19 lengkap.

"Mereka berbicara tentang pentingnya hubungan politik yang baik,” kata salah satu sumber tentang pertemuan Weidong dengan para diplomat Brasil di Beijing. "Kritik tidak membantu. CEO memberi kesan bahwa ini menjelaskan penundaan."

Di sisi lain, Dimas Covas selaku Kepala Butantan Institute bersaksi dalam komisi penyelidikan senat bahwa pernyataan Bolsonaro harus disalahkan atas keterlambatan impor bahan vaksin dari Tiongkok.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait